Meski setiap hari Bumi dihujani puluhan ton meteor dan belasan meteor yang bisa memproduksi meteorit, dua pertiga paras Bumi adalah lautan yang tak berpenghuni manusia, sementara seperempat daratan juga tak berpenghuni.
Sehingga, kata Marufin, peluang terjadinya ketampakan meteor yang bisa memproduksi meteorit dan meteoritnya bisa ditemukan manusia, menjadi kecil, hanya rata-rata satu kali kejadian per tahun.
“Secara statistik diperhitungkan setiap kilometer persegi paras Bumi mendapatkan jatuhan meteorit sekali dalam tiap 50.000 tahun,” ujar Marufin.
“Jadi kemungkinan jatuhnya meteor yang memproduksi meteorit, dalam praktiknya, kecil,” imbuhya.
Jika melihat besarnya meteorit yang ditemukan adalah 2,2 kilogram, menurut Marufin, kemungkinan ukuran meteoroidnya adalah 100 hingga 1000 kali lebih massif.
“Bergantung kepada jenis meteoritnya. Untuk meteorit karbon kondritik yang masuk ke dalam grup CM (carbonaceous chondrite), dengan massa 2,2 kg maka massa meteoroid-nya setara 2,2 ton,” pungkas Marufin.
Baca juga: Fenomena Langit November 2020: Ada Asteroid hingga Hujan Meteor Leonid
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.