Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Meteor Draconid, Pernah Jadi Hujan Meteor Spektakuler

Kompas.com - 08/10/2020, 19:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malam ini di langit Indonesia, jika cuaca cerah Anda dapat menyaksikan fenomena puncak hujan meteor Draconids, Kamis (8/10/2020).

Berdasarkan keterangan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, hujan meteor Draconid akan aktif di langit Indonesia sejak 6-10 Oktober 2020 ini.

Namun, periode puncaknya adalah pada hari ini Kamis (8/10/2020), tepatnya malam nanti dapat Anda saksikan sejak pukul 18.15 hingga 21.30 WIB.

Baca juga: Hari Ini, Ada Asteroid Lewati Bumi dan Hujan Meteor Draconid Hiasi Langit Indonesia

Apa menariknya hujan meteor Draconid malam nanti?

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging mengatakan bahwa hujan meteor ini dinamai Draconid berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di kontelasi Draco.

"Arahnya agak ke utara, secara sederhananya dapat dikatakan berasal dari arah rasi Draco," jelas Emanuel kepada Kompas.com, Kamis (8/10/2020).

Hujan meteor Draconid ini berasal dari sisa debu komet 21P/Glacobini-Zinner yang mengorbit matahari setiap 6,6 tahun sekali.

Oleh karena itu, hujan meteor yang satu ini juga dikenal dengan sebutan Giancobinid.

Ia menyebut, bahwa sebenarnya hujan meteor yang satu ini sempat menjadi hujan meteor yang spektakuler sepanjang sejarah.

Dituturkan Emanuel, Draconid sebetulnya bukan hujan meteor yang besar, tapi pernah menjadi fenomena hujan meteor yang spektakuler.

Kejadian yang dianggap spektakuler tersebut adalah ketika ada meteor yang melintas dan menyebabkan bertambahnya material yang menjadi guguran, kemudian terbakar di atmosfer.

Ketika komet tersebut melintas di titik terdekat matahari (perihelion), maka semakin banyak guguran sisa komet yang tertinggal.

"Ketika bumi melintasi wilayah sisa guguran komet tersebut, jika ada banyak, maka menyebabkan terjadinya hujan meteor yang banyak juga," jelasnya.

"Terakhir melintas perihelion itu di sekitar 2018, dan memang terjadi banyak hujan meteor Draconid sekitar waktu itu," imbuhnya.

Baca juga: Fenomena Langit Oktober: Hujan Meteor Draconids hingga Asteroid 2020 SX3

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com