Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yunanto Wiji Utomo
Penulis Sains

Science writer. Manager of Visual Interaktif Kompas (VIK). Chevening Scholar and Co-Founder of Society of Indonesian Science Journalists (SISJ).

VIK Kompas.com Raih AAAS-Kavli Science Journalism Awards di AS

Kompas.com - 12/11/2020, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Hari ini saya ingin berbagi kabar gembira. Seri konten Visual Interaktif Kompas (VIK) tentang Covid-19 berjudul Virion menang pada ajang AAAS-Kavli Science Journalism Awards 2020 yang diberikan oleh American Association for the Advancement of Science (AAAS) dan Kavli Foundation.

Seri yang terdiri dari webtoon Cerita Virus Corona buat yang Malas Serius Bagian 1 dan Bagian 2 serta newsgame Petualangan Teks Menemukan Vaksin Covid-19 meraih Perak pada kategori Children Science News.

Peraih Emas pada kategori berita anak adalah Tracy Brink dari Cricket Magazine yang secara kreatif menceritakan usaha konservasi orca pada anak berusia 3 hingga 6 tahun.

Sementara pada kategori lain, ada jurnalis sains hebat Ed Yong dari The Atlantic yang lewat menjawab lengkap pertanyaan dan kegundahan publik terkait pandemi Covid-19 lewat seri tulisan long-form yang user friendly.

Daftar seluruh pemenang bisa dilihat di tautan ini.

Mengapa Kompas.com membuat konten untuk anak?

Mulai bulan April 2020, Kompas.com melihat penurunan minat publik pada berita soal virus corona. Padahal, pada saat yang sama jumlah infeksi baru masih tinggi dan informasi salah berseliweran.

Di sisi lain, survei Global Web Index di Inggris dan Amerika Serikat mengungkap bahwa hanya 29 persen generasi Z yang percaya media massa daring. Sementara kepercayaan terhadap jurnal ilmiah da koran lebih rendah lagi, yaitu 27 dan 11 persen. Tak ada survei serupa di Indonesia tapi bisa jadi tren-nya sama.

Saya lalu berpikir untuk membuat konten soal virus corona yang mudah dipahami oleh semua kalangan, paling tidak sampai pada mereka yang duduk di SD kelas 5, dengan format yang tidak membosankan. Pastinya, harus tetap berisi.

Saya melihat webtoon dibaca orang dari beragam usia sehingga memutuskan untuk membuat konten dengan format itu. Dengan kerja keras tim kreatif Kompas.com, akhirnya jadilah Virion seri 1 dan 2.

Kebetulan, saya sedang menempuh pendidikan di Loughborough University dengan dukungan Chevening Scholarship. Di sana, salah satu yang saya pelajari adalah game design, terutama serious game.

Setelah berdiskusi, tim kreatif ternyata terbuka untuk membuat eksperimen newsgame. Maka jadilah text adventure game yang kemudian juga menjadi bagian dari disertasi saya.

Kenapa text adventure? Walaupun jenis gim ini jadul tapi masih cukup digemari. Platform Wattpad mengadopsinya untuk memperkaya interaksi di karya fiksi.

Jadi singkatnya, Kompas.com tidak hanya menyasar anak-anak dalam konten Virion. Tetapi, anak hingga paling muda 11 tahun masuk dalam segmen yang ingin kami sasar dalam konten ini.

Mengapa yang dewasa diminta mengonsumsi konten setara anak? Saya rasa, pada masa pandemi ini, kita semua adalah anak. Banyak hal yang tidak kita tahu. Banyak informasi yang terlalu rumit, sehingga perlu disederhanakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com