KOMPAS.com - Bagi Anda pencinta pedas, ada kabar gembira. Konsumsi cabai dikaitkan dengan penurunan kematian sebanyak 25 persen, jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengonsumsi cabai.
Bahkan, empat studi internasional besar menganalisis data pola makan orang yang mengonsumsi cabai.
Melansir Science Daily, (9/11/2020) hal yang ditemukan dari studi tersebut adalah, konsumsi cabai dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 26 persen.
Studi sebelumnya telah menemukan, bahwa capsaicin yang terkandung dalam cabai memiliki efek pengaturan anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, dan glukosa darah.
Baca juga: Cabai Rawit Bisa Sembuhkan Sariawan? Dokter Bilang Itu Mitos
Untuk menganalisis efek cabai pada semua penyebab dan kematian penyakit kardiovaskular, peneliti menyaring 4.729 studi dari lima database kesehatan global terkemuka (Ovid, Cochrane, Medline, Embase, dan Scopus).
Analisis terakhir mereka menyertakan empat studi besar, yang mencakup hasil kesehatan bagi peserta dengan data tentang konsumsi cabai.
Catatan kesehatan dan pola makan lebih dari 570.000 orang di Amerika Serikat, Italia, China, dan Iran digunakan untuk membandingkan hasil dari mereka yang mengonsumsi cabai dengan mereka yang jarang atau tidak pernah makan cabai.
Dibandingkan dengan individu yang jarang atau tidak pernah makan cabai, analisis menemukan bahwa orang yang makan cabai memiliki:
"Kami terkejut menemukan bahwa dalam studi yang diterbitkan sebelumnya, konsumsi cabai secara teratur dikaitkan dengan pengurangan risiko keseluruhan dari semua penyebab, penyakit kardiovaskular dan kematian akibat kanker," kata penulis senior Bo Xu, MD, ahli jantung di Heart, Vascular & Thoracic Institute Klinik Cleveland di Cleveland, Ohio.
Baca juga: Cabai Memperlambat Pertumbuhan Sel Kanker Payudara