Sampel kotoran telinga dengan metode swab
Dalam studi percontohan kecil, para peneliti mengumpulkan darah, rambut, dan kotoran telinga dari 37 peserta pada dua titik waktu yang berbeda.
Di setiap tempat pengambilan, mereka mengambil sampel kotoran telinga menggunakan jarum suntik dari satu telinga, dan menggunakan metode swab baru dari telinga lainnya.
Para peneliti kemudian membandingkan keandalan pengukuran kortisol dari kotoran telinga swab dengan metode lain.
Mereka menemukan bahwa kortisol lebih terkonsentrasi di kotoran telinga daripada di rambut, sehingga membuat analisis lebih mudah.
Menganalisis kotoran telinga yang diseka dengan alat swab juga lebih cepat dan efisien, daripada menganalisis kotoran telinga dari alat suntik, yang harus dikeringkan sebelum digunakan.
Baca juga: Bukan Cuma Makanan, Stres Juga Bisa Bikin Sakit Lambung
Studi tersebut menemukan, kotoran telinga menunjukkan lebih banyak konsistensi kadar kortisol dibandingkan dengan metode lain.
Peserta juga mengatakan, bahwa swab lebih nyaman dibandingkan dengan metode alat suntik.
Para peneliti telah melaporkan temuan mereka ini pada 2 November di jurnal Heliyon. Bahkan kii, Herane-Vives memulai perusahaan bernama Trears untuk memasarkan metode baru ini.
Ia berharap, di masa mendatang, kotoran telinga juga bisa digunakan untuk memantau hormon lain.
Para peneliti juga perlu menindaklanjuti penelitian terhadap orang-orang Asia, yang tidak disertakan dalam studi percontohan ini, karena sejumlah besar hanya menghasilkan kotoran telinga yang kering dan bersisik, bukan kotoran telinga yang basah dan berlilin.
"Setelah studi percontohan yang berhasil ini, jika perangkat kami dapat diteliti lebih lanjut dalam uji coba yang lebih besar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Kami berharap dapat mengubah diagnosis dan perawatan bagi jutaan orang dengan depresi atau kondisi terkait kortisol seperti penyakit Addison (teknan darah yang sangat rendah) dan sindrom Cushing (timbunan lemak yang tidak normal), dan banyak kondisi lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Kerja dari Rumah Bisa Sebabkan Stres, Ini Penjelasan Psikolog
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.