Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
LH Makmun

LH Makmun adalah pensiunan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dokter spesialis penyakit dalam, subspesialis jantung dan geriatri. Selain menangani bidang medis, LH Makmun aktif juga dalam pengembangan pendidikan kedokteran sampai tingkat Nasional. Pernah dipercaya memimpin proyek World Bank-Dikti (HWS Dikti) dengan program pembaharuan sistem kurikulum nasional Fakultas Kedokteran.

Kisah Umum Gagal Jantung Kronik Menuju Transplantasi Jantung

Kompas.com - 04/11/2020, 17:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KISAH kejadian gagal jantung yang sering ditemui di klinik:

Seorang pasien datang dengan keluhan sesak napas, tidak bisa tidur, dan harus duduk di tempat tidur. Jalan ke kamar mandi juga harus dituntun dan kedua kakinya bengkak. Keluhan ini sudah beberapa bulan dideritanya. Sudah berobat kemana-mana, termasuk tentu saja ke negeri tetangga yang banyak dikunjungi oleh warga kita.

Pasien ini berumur kira-kira 60-70-an tahun, seorang pria, termasuk golongan ekonomi berkecukupan, berpakaian cukup perlente, datang ke klinik dengan menggunakan kereta dorong, ditemani oleh anaknya dan seorang anak laki-laki remaja sebagai care giver.

Mereka membawa berkas pemeriksaan yang sudah dilakukan, baik yang di dalam maupun di luar negeri. Cukup tebal berkasnya, maklumlah sudah sekitar 20 tahun penderitaannya. Bermula di awal tahun 2000 an, tiba-tiba sakit di daerah dada kiri, dibawa ke rumah sakit, masuk ICCU dan didiagnosis sebagai serangan jantung atau istilah medis yaitu infark miokard akut.

Sesuai SOP (standar operasional prosedur), langsung direncanakan Primary PCI (Per Cutaneous Intervention) dengan tujuan untuk memasang stent (cincin) pada pembuluh darah koronar atau pembuluh darah pada permukaan jantung.

Ternyata, beberapa pembuluh utama mengalami sumbatan total (obstruksi) dan ada juga yang masih berupa penyempitan tetapi belum tersumbat total. Pada pembuluh darah yang belum tersumbat total ini, masih bisa dilakukan pemasangan stent.

Pada pasien ini seharusnya akan dilakukan operasi CABG (operasi bypass Coronary Artery Bypass Graft); tetapi pasien tidak mau, merasa takut dan berbagai hal pertimbangan lain.

Dalam kurun waktu 20 tahun ini, dia telah beberapa kali dilakukan kateterisasi koronar ulang dan tampak pertambahan penyempitan pada beberapa pembuluh darah koronar, sedangkan yang tadinya tersumbat, ya tetap tersumbat.

Dari hasil modus pemeriksaan lain, seperti Echocardiografi ataupun Spect Cardiac, menunjukkan penurunan fungsi jantung dan pembesaran bilik jantung. Keadaan seperti ini akibat remodelling (perubahan bentuk dan besar) dari bilik jantung akibat iskemik (kekurangan suplai darah) yang berat, dan disebut sebagai ischemic cardiomyopathy dan secara fungsional, fungsi jantung sudah sangat menurun yang disebut sebagai gagal jantung.

Secara klinis, gagal jantung ini dibagi class menurut New York Heart Association (NYHA). yaitu I sampai IV, di mana kriteria NYHA IV sangat berat, seperti yang dialami pasien di atas tadi.

Pasien mengalami sesak, walaupun di tempat tidur, tidur harus dengan bantal tinggi, atau duduk, sukar tidur, kedua kaki bengkak. Bila diperiksa lebih lanjut pada pemeriksaan fisik, akan banyak didapatkan kelainan, antara lain nadi meningkat dan tekanan darah cenderung menurun. Pada pemeriksaan foto dada, akan terlihat jantung membesar atau membengkak.

Gagal Jantung merupakan muara dari berbagai penyakit jantung, yaitu: penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, kelainan katup dan kelainan jantung bawaan dan juga kelainan pada otot jantung itu sendiri (cardiomyopathy).

PJK merupakan penyebab terbanyak terjadinya gagal jantung dan bila dibiarkan saja, tanpa tindakan pengobatan yang memadai akan menjadi gagal jantung kronik dengan segala akibat seperti contoh pasien di atas.

Tergantung dari ringan-beratnya atau termasuk class berapa gagal jantung (GJ) itu, pengobatan dapat diberikan dari yang konservatif dengan obat-obatan saja sampai dengan penggunaan alat bantu jantung. Bila semuanya tidak memberikan hasil yang memuaskan, pasien bisa tetap sesak dan keadaannya memburuk. Maka di sinilah peran dari transplantasi jantung.

Metode ini sendiri merupakan cara tata laksana yang sangat kompleks, yang berkaitan juga dengan masalah budaya, agama, sosial dan lain-lain, di samping mempersiapkan teknis medis dengan cermat, teliti, lengkap dan zero mistake.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com