Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Termometer Hingga Manfaatnya di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/10/2020, 19:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Pada 1612, penemu Italia Santorio Santorio menambahkan skala numerik pada termoskopnya dan digunakan untuk mengukur suhu manusia.

Ferdinand II, Grand Duke of Tuscany, mengikuti pada tahun 1654, menemukan termometer tertutup pertama, menggunakan alkohol sebagai cairan. Tapi, masih ada kekurangan skala standar dan masih belum terlalu akurat.

Termometer terus berkembang, hingga seorang fisikawan Jerman Daniel Gabriel Fahrenheit bertemu dengan Olaus Roemer, seorang astronom Denmark, yang kemudian mengembangkan termometer berbasis alkohol menggunakan anggur.

Fahrenheit menandai dua titik pada termometernya, dengan angka 60 untuk menandai suhu air mendidih dan 7,5 sebagai titik di mana es mencair.

Baca juga: Thermo Gun Tidak akan Merusak Kelenjar Penting di Otak, Ini Penjelasannya

 

Pada 1714, Fahrenheit menyempurnakan penemuan Roemer dan mengembangkan termometer modern pertama yaitu termometer merkuri dengan pengukuran yang lebih halus. Merkuri mengembang atau menyusut saat suhu naik atau turun.

Fahrenheit telah menemukan termometer alkohol pada tahun 1709 sebelum meluncurkan produk merkuri, yang terbukti lebih akurat.

Sepuluh tahun kemudian, dia meluncurkan skala Fahrenheit, yang membagi titik beku dan titik didih air.

Namanya, Fahrenheit, kemudian diabadikan menjadi standar yang digunakan untuk mengukur suhu di Amerika Serikat meskipun sebagian besar belahan dunia lainnya menggunakan Celcius.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com