Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2020, 09:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sakit kepala, nyeri atau demam, biasanya obat darurat di rumah yang biasa tersedia di kotak obat, pasti salah satunya adalah aspirin

Ternyata, aspirin merupakan obat yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dan dijuluki sebagai 'obat ajaib'. Akan tetapi, para ilmuwan baru mengungkap rahasia kimia dalam kandungan obat ini pada tahun 1970-an.

Aspirin adalah turunan sintetis dari zat alami asam salisilat, yakni komponen utama dari ekstrak herbal yang ditemukan pada kulit pohon, termasuk pohon willow, serta pada buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran.

Dengan demikian, seperti dilansir dari Science History Institute, Selasa (13/10/2020), asam salisilat telah sejak lama menjadi komponen umum dalam makanan manusia, dan berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap penyakit yang dianggap umum saat ini.

Baca juga: Minum Aspirin tapi Bukan Penderita Jantung? Awas Risiko Mengintai

 

Menurut catatan sejarah yang ada, penggunaan salisilat pertama kali dimulai pada 4.000 tahun yang lalu, yakni sejak bangsa Sumeria.

Bangsa ini meninggalkan catatan tentang pengobatan nyeri dari pohon willow pada papan yang terbuat dari tanah liat.

Peradaban kuno di Mesopotamia juga tercatat menggunakan ekstrak dari pohon willow untuk mengobati demam, nyeri, sakit kepala dan peradangan.

Bahkan, sejak 2000 tahun lalu, peradaban China dan Yunani telah menggunakan kulit pohon willow untuk keperluan medis. Orang-orang China juga menggunakannya untuk mengobati demam rematik, pilek, pendarahan dan gondok.

Baca juga: Orang yang Serangan Jantung Perlu Diberi Aspirin, Hoax atau Bukan?

 

Sebuah laporan penting tentang penggunaan asam salisilat dicatatatkan bapak kedokteran modern, Hippocrates (460-370 SM).

Kulit pohon willow diberikan pada pasien yang menderita demam dan nyeri, dengan cara meminta pasien untuk mengunyahnya.

Sekitar 100 M, dokter Yunani Dioscorides juga meresepkan kulit pohon willow sebagai agen anti-inflamasi.

Zat anti nyeri atau pereda nyeri ini, terus berkembang di sepanjang abad. Pada awal abad ke-19, penyelidikan terhadap zat kimia pada kulit pohon willow ini para ilmuwan mulai melakukan studi secara klinis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com