Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Termometer Hingga Manfaatnya di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/10/2020, 19:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Fahrenheit adalah salah satu dari tiga skala suhu utama yang digunakan saat ini, dengan dua lainnya adalah Celsius dan Kelvin.

Tidak lama setelah skala Fahrenheit diungkap, astronom Swedia Anders Celsius keluar dengan skala temperaturnya, yang disebut sebagai skala Celsius.

Skala ini terkadang disebut skala celcius, karena skala ini dibagi menjadi 100 derajat yang memisahkan titik didih dan titik beku air.

Istilah Celcius diadopsi pada tahun 1948 oleh konferensi internasional tentang berat dan ukuran dan skala adalah pengukur suhu yang disukai untuk aplikasi ilmiah, serta sebagian besar dunia di luar Amerika Serikat.

Baca juga: Pecahkan Rekor, Suhu Siberia Terpanas Sepanjang Sejarah Kutub Utara

 

Lord Kelvin dari Skotlandia menimpali dengan pengukur suhunya pada tahun 1848, yang dikenal sebagai skala Kelvin.

Hal itu didasarkan pada gagasan suhu absolut, suhu teoretis di mana semua zat tidak memiliki energi panas, sehingga tidak ada angka negatif pada skala Kelvin, 0 K adalah suhu terdingin.

Kini, termometer menjadi alat penting, terutama termometer pengukur suhu tubuh, di tengah masa pandemi Covid-19. Bahkan, alat ini telah berkembang dengan beragam teknologi, seperti termometer digital dan thermo gun yang menggunakan infra merah untuk mendeteksi suhu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com