Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo

Kompas.com - 28/10/2020, 11:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun semacam “Jurassic Park” di Pulau Rinca. Tapi, beberapa pihak tak setuju, karena khawatir akan membahayakan habitat komodo yang ada di sana.

Apalagi, belakangan muncul foto di sosial media, di mana komodo tampak berhadapan dengan sebuah truk, yang kemudian ditafsirkan sebagai usaha komodo mengadang truk yang akan melakukan pembangunan.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Evy Arida, peneliti herpetofauna LIPI mengatakan, bahwa habitat komodo di Pulau Rinca sudah terbiasa hidup berdampingan dengan manusia, jika dibandingkan habitat komodo di pulau lain.

Baca juga: Pembangunan TNK bisa Bahayakan Ekosistem dan Konservasi Komodo

“Sejak beberapa generasi, dari zaman neneknya nenek mungkin ya, puluhan tahun lalu manusia sudah masuk dan beranak pinak di Pulau Rinca, jadi sudah sejak saat itu, habitat komodo di sana berinteraksi dan hidup berdampingan dengan manusia,” kata Evy.

Sehingga, ketika ada hal baru, bukan hal aneh jika komodo menghampiri untuk mencari tahu.

Komodo di Pulau Rinca itu sering tiba-tiba ada di depan café atau komodo yang berukuran lebih kecil ada di café. Selama tidak diganggu ya mereka diam saja. Begitu juga saat di depan truk, kemungkinan komodo sedang mencari tahu hal baru di sekitarnya,” lanjutya.

Evy menjelaskan, sebagai hewan berdarah dingin, komodo akan menjulurkan lidahnya untuk mendeteksi apa yang ada di sekitarnya, apakah berbahaya atau tidak.

Menurutnya, pembangunan sarana dan prasarana pariwisata di Pulau Rinca memang sudah saatnya dibenahi, untuk melindungi kepentingan hewan dan kepentingan masyarakat di sekitarnya.

Selain untuk mencegah komodo liar masuk ke kampung, pembangunan pariwisata di Pulau Rinca juga bisa membuka sumber mata pencaharian baru untuk masyarakat, yang selama ini hanya sebatas nelayan, berburu, dan bercocok tanam, sehingga masih banyak penduduk yang miskin.

“Ada bagusnya taman nasional ini dikelola dengan lebih baik, agar masyarakatnya tidak miskin terus-menerus dan meminimalkan konflik antara komodo dan manusia,” kata Evy.

“Pagar pembatas antara area komodo dan perkampungan juga perlu diperbaiki ya, karena masih terjadi saat penduduk desa menjemur ikan, komodo datang atau kambing peliharaan dimakan komodo. Khawatirnya nanti salah terkam anak kecil,” imbuhnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Kehidupan Komodo, Ini Faktanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com