Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Curcumin Bantu Jaga Fungsi Hati Saat Terjangkit Hepatitis

Kompas.com - 27/10/2020, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli mengatakan, bahwa mengonsumsi senyawa Curcumin bisa dijadikan asupan tambahan dalam membantu melawan kerusakan atau infeksi peradangan hati (hepatitis).

Curcumin adalah senyawa berwarna kuning dan merupakan zat aktif yang terkandung di dalam tanaman herbal asli Indonesia, yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), yang manfaatnya sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Dokter spesialis penyakit dalam Prof Dr dr I Dewa Nyoman Wibawa SpPD-KGEH menyampaikan, bahwa hepatitis atau infeksi (peradangan) pada hati sebenarnya bisa dikatakan sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam.

Baca juga: Curcumin Empon-empon untuk Penangkal Corona, Sudah Sampai Mana Risetnya?

Hepatitis adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti virus hepatitis (A, B, C, D, E), penyakit autoimun, paparan racun dari overdosis obat ataupun konsumsi alkohol berlebihan.

"Pabrik dari pengaturan darah kita itu pusatnya di hati, kekebalan atau imunitas juga berpusatnya di hati, jadi kalau hatinya rusak, terinfeksi, atau terganggu bisa berbahaya bagi organ lain," kata Dewa dalam diskusi daring Talkshow Kesehatan dan Peluncuran Curcuma Force dari SOHO Global Health, Rabu (21/10/2020). 

Laporan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) menyebutkan, prevalensi berdasarakan riwayat diagnosis dokter menurut provinsi tahun 2018 ada sekitar 0,39 persen masyarakat Indonesia menderita Hepatitis.

Hal ini berarti, jumlah total yang terdiagnosis hepatitias per tahun telah mencapai 1.017.290 orang Indonesia.

Sebagai informasi, jumlah kematian akibat hepatitis melebihi kasus kematian karena penyakit human immunodeficiency virus (HIV) dan hampir menyamai jumlah kasus kematian tuberkulosis (TBC). 

Untuk diketahui, Asia Pasific merupakan wilayah yang memiliki kasus infeksi virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV) terbesar di dunia.

Sehingga, 74 persen dari global kematian kanker hati terjadi di Asia, termasuk Indonesia.

Baca juga: Hepatitis Picu 1 Juta Kematian Tiap Tahun, Ini yang Terjadi di Hati

 

Ilustrasi hati, penyakit hepatitis Ilustrasi hati, penyakit hepatitis

Hubungan Curcumin dan hepatitis

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR(Cand) dr Inggrid Tania MSi menjelaskan, bahwa curcumin telah diketahui sedari dulu memiliki banyak manfaat yang baik untuk kondisi  tubuh manusia.

Aktivitas curcumin bersifat antioksidan, anti peradangan (inflamasi), immunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respons imun.

Inggrid menambahkan, khasiat terkenal lainnya adalah curcumin bersifat hepatoprotektor yaitu bisa melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas.

Adanya penyakit infeksi virus, seperti penyakit hepatitis B atau C, konsumsi alkohol, kondisi displidemia (gangguan kadar lemak darah), maupun efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, menimbulkan proses oksidatif yang berisiko mengakibatkan peradangan atau gangguan fungsi liver.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Liver

Kondisi gangguan fungsi liver tersebut, jika dibiarkan akan terjadi kerusakan hati yang permanen, yaitu fibrosis dan cirrhosis.

"Dengan mengonsumsi curcumin sejak awal, itu lebih baik, karena proses oksidasi bisa dicegah," kata Inggrid.

Dalam pengaruhnya terhadap kerusakan hati, curcumin dapat meredakan peradangan pada organ hati, karena sifatnya sebagai anti-inflamasi.

Menurut Inggrid, sifat hepatoprotektor pada curcumin juga tidak hanya melindungi fungsi hati, tetapi juga melindungi organ jantung, ginjal, dan sistem saraf.

Sementara, sifat curcumin sebagai antikanker bermanfaat untuk mencegah proses perubahan sel normal menuju sel kanker.

Curcumin juga bisa membantu pemulihan dari penyakit infeksi dan dapat membantu memperbaiki nafsu makan.

Dewa menambahkan, selain manfaat di atas, Curcumin juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa faktor proinflamasi seperti nuclear factor-?B (NF-kB) dan profibrotik sitokin. 

Baca juga: Simpang Siur Curcumin pada Jahe dan Kunyit Terkait Corona, Apa Manfaat Sebenarnya?

Aktivitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor transkripsi sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya untuk membentuk TNF-a.

Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari hasil sampingan inflamasi berkurang.

Menurutnya, pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver ataupun fibrosis, juga sangat dianjurkan mengonsumsi hepatoprotektor, untuk memperbaiki fungsi hati dan melindungi sel hati yang sehat.

"Untuk preventif (pencegahan) boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati, seperti pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi, karena konsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati," tutur Dewa.

Baca juga: Serang Organ Hati, Kenali 5 Jenis Penyakit Hepatitis A Sampai E

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com