5 Fakta Masalah Psikologis Masyarakat Indonesia Selama Pandemi

3. Depresi

Berdasarkan data dari 2294 swaperiksa, sebanyak 67,3 peren yang mengisi swaperiksa mengalami gejala depresi.

Di mana 48 peren dari responden berpikir lebih baik mati atau ingin melukai diri dengan cara apa pun. Pikiran kematian terbanyak adalah mereka yang rentang usianya 18-29 tahun.

4. Trauma psikologis

Dari 761 swaperiksa, terdapat 74,2 persen yang mengisi swaperiksa mengalami gejala trauma psikologis.

Gejala trauma psikologis terbanyak ditemukan pada kelompok usia di bawah 30 tahun, dengan keluhan tersering berupa perasaan waspada terus-menerus dan merasa sendirian atau terisolasi.

Gejala trauma psikologis tersebut, diuraikan dengan kategori usia di bawah 20 tahun menjadi yang tertinggi dengan 90,6 persen.

Selanjutnya, 73,4 persen pada usia 20-29 tahun, 76,5 persen pada usia 30-39 tahun, 55 persen pada usia 40-49 tahun dan 38,9 persen pada usia di atas 50 tahun.

5. Keinginan bunuh diri

Dengan 110 swaperiksa, sebanyak 68 persen yang mengisi swaperiksa memiliki pemikiran tentang bunuh diri dan 5 persen di antaranya memiliki rencana matang dan telah mengambil tindakan.

Dari hasil swaperiksa yang mengatakan memiliki pemikiran bunuh diri, 66 persen belum pernah mendapatkan pengobatan.

Tindaklanjut masalah psikologis

Diah menegaskan, untuk menindaklanjuti tingginya presentase swaperiksa yang mengalami gangguan, PDSKJI bertekad untuk membuka jangkauan layanan yang lebih luas dengan mendorong para profesional kesehatan jiwa untuk bergandengan tangan bersama.

"Tentunya dengan tujuan utama kita dalam penemuan dan penatalaksaan lebih dini terhadap orang dengan masalah psikologis," kata dia.

Oleh karena itu, PDSKJI akan melaksanakan beberapa program strategis dalam penanggulangan kesehatan jiwa yang meliputi edukasi tenaga profesional kesehatan jiwa, edukasi masyarakat untuk memeriksakan diri, pendampingan jarak jauh, serta akses pelayanan yang mudah dan aman.

Baca juga: 3 Tahap Psikologis yang Anda Lalui selama Pandemi Covid-19