Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Sakit, Johnson & Johnson Tunda Uji Vaksin Covid-19 Tahap Akhir

Kompas.com - 14/10/2020, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Penelitian The Lancet tampaknya mendukung peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai strategi mengupayakan imunitas kelompok untuk menghentikan pandemi virus corona, seraya menyebut gagasan itu tidak etis.

Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 Indonesia Dapat Emergency Use Authorization China, Apa Itu?

Pada konferensi pers di Jenewa pada hari Senin (12/10/2020), Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan para pejabat kesehatan seharusnya hanya mengupayakan imunitas melalui vaksinasi, tidak dengan membuat orang terpapar virus.

Imunitas kelompok terjadi sewaktu suatu populasi terlindungi dari virus itu karena ambang imunitas telah dicapai di kelompok tersebut.

“Belum ada dalam sejarah kesehatan masyarakat, imunitas kelompok digunakan sebagai strategi menanggapi wabah, apalagi pandemi. Secara ilmiah dan etika ini bermasalah,” kata Dr. Tedros.

WHO memperkirakan sekitar 10 persen penduduk dunia telah tertular virus corona. Belum diketahui berapa persentase tingkat infeksi yang diperlukan untuk mencapai imunitas kelompok.

Tedros mencatat bahwa untuk mencapai imunitas kelompok dari campak, sekitar 95 persen populasi harus diimunisasi, sedangkan untuk polio, ambangnya adalah 80 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com