Antikoagulan ini langsung menyebabkan reaksi alergi ringan pada tubuh Anda.
Sistem kekebalan tubuh manusia merespon alergen tersebut dengan melepaskan histamin.
Histamin menyebabkan pembuluh darah di sekitar area bekas gigitan nyamuk meradang sehingga kemudian timbul bentol merah di kulit. Histamin juga mengiritasi ujung-ujung saraf dalam kulit dan menyebabkan rasa gatal.
Setelah nyamuk menggigit kita dan muncul sensasi gatal, kebanyakan dari kita mungkin akan langsung menggaruknya.
Namun perlu diingat, menggaruk kulit setelah digigit nyamuk justru dapat menyebabkan infeksi dan bukan tidak mungkin meninggalkan luka.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Bayangan Pita Transparan di Mata, Apa Itu?
Dilansir Healthline, proses penyembuhan justru bisa berhenti karena kita menggaruk kulit. Garukan itu menghancurkan pertumbuhan kulit baru sehingga menimbulkan bekas luka dan infeksi.
Gigitan nyamuk yang terinfeksi akan meradang dan mungkin mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau. Setelah infeksinya hilang mungkin dapat meninggalkan bekas luka permanen seperti keloid.
Keloid adalah penumpukan kolagen yang terjadi selama penyembuhan dan hal ini biasanya permanen.
Beberapa orang lebih rentan memiliki keloid ketika mereka digigit nyamuk. Bekas luka ini bisa menjadi lebih besar dari luka gigitan nyamuk asli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.