Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Digigit Nyamuk Bikin Bentol dan Gatal?

KOMPAS.com - Musim pancaroba membuat udara menjadi lebih lembab yang otomatis mengubah siklus hidup nyamuk.

Tak heran, musim pancaroba kerap dikaitkan dengan ancaman gigitan nyamuk.

Uniknya, saat kita digigit nyamuk kulit menjadi bentol, muncul ruam kemerahan, dan terasa gatal.

Namun pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa ini bisa terjadi?

Proses bagaimana nyamuk meninggalkan jejak di kulit manusia jauh lebih rumit dari yang disadari kebanyakan orang.

Sebenarnya, tidak semua nyamuk menggigit dan meninggalkan bekas di kulit.

Seperti dilaporkan Mosquito Squad, hanya nyamuk betina yang menggigit manusia. Mereka membutuhkan darah untuk berkembang biak dan bertelur.

Hidung panjang nyamuk yang menusuk kulit kita sebenarnya adalah kumpulan dari enam menara mirip jarum yang memiliki fungsi berbeda.

Dua jarum memiliki "gigi" kecil yang digunakan nyamuk untuk masuk ke dalam kulit. Ini ibarat pisau steak kecil.

Dua menara lainnya menahan kulit, seperti tang. Salah satu jarum mencari darah, dan bertindak sebagai "sedotan" agar memudahkan nyamuk mengisap darah.

Jarum terakhir, mengeluarkan bahan kimia ke dalam kulit Anda yang membuat darah mengalir dengan mudah sehingga dia bisa menggunakan "sedotan"-nya. Bahan kimia pada jarum terakhir ini pula yang menyebabkan iritasi di kulit.

Sayangnya, terkadang dalam sekresi itu, nyamuk betina juga meninggalkan patogen berbahaya, yaitu cara penularan penyakit berbahaya.

Kenapa gigitan nyamuk bikin bentol dan gatal?

Pada dasarnya, bentol gatal dari gigitan nyamuk adalah reaksi alergi terhadap bahan kimia tersebut.

Dilansir Hello Sehat, gatal dan bentol dari bekas gigitan nyamuk disebabkan bukan dari gigitan nyamuk atau air liur nyamuk, melainkan respon dari sistem imun tubuh terhadap air liur tersebut.

Air liur nyamuk mengandung kadar enzim dan protein yang melewati sistem pembekuan darah alami tubuh Anda.

Antikoagulan ini langsung menyebabkan reaksi alergi ringan pada tubuh Anda.

Sistem kekebalan tubuh manusia merespon alergen tersebut dengan melepaskan histamin.

Histamin menyebabkan pembuluh darah di sekitar area bekas gigitan nyamuk meradang sehingga kemudian timbul bentol merah di kulit. Histamin juga mengiritasi ujung-ujung saraf dalam kulit dan menyebabkan rasa gatal.

Garukan Menyebabkan Infeksi

Setelah nyamuk menggigit kita dan muncul sensasi gatal, kebanyakan dari kita mungkin akan langsung menggaruknya.

Namun perlu diingat, menggaruk kulit setelah digigit nyamuk justru dapat menyebabkan infeksi dan bukan tidak mungkin meninggalkan luka.

Dilansir Healthline, proses penyembuhan justru bisa berhenti karena kita menggaruk kulit. Garukan itu menghancurkan pertumbuhan kulit baru sehingga menimbulkan bekas luka dan infeksi.

Gigitan nyamuk yang terinfeksi akan meradang dan mungkin mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau. Setelah infeksinya hilang mungkin dapat meninggalkan bekas luka permanen seperti keloid.

Keloid adalah penumpukan kolagen yang terjadi selama penyembuhan dan hal ini biasanya permanen.

Beberapa orang lebih rentan memiliki keloid ketika mereka digigit nyamuk. Bekas luka ini bisa menjadi lebih besar dari luka gigitan nyamuk asli.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/14/080000623/misteri-tubuh-manusia--kenapa-digigit-nyamuk-bikin-bentol-dan-gatal-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke