Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Dewasa Menangis, Begini Penjelasan Sains

Kompas.com - 30/09/2020, 19:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber BBC

K0MPAS.com - Semua orang pasti pernah menangis, bahkan sejak kita baru dilahirkan saja sudah mengalami yang namanya menangis.

Bahkan, ternyata tangisan orang dewasa tidak jauh berbeda dengan tangisan bayi, setidaknya dalam sifat sosial.

Melansir BBC, Rabu (30/9/2020), menangis adalah respons fisiologis yang kompleks terhadap rangsangan emosional yang ditampilkan dengan meneteskan air mata dan perubahan ekspresi wajah, serta pola pernapasan.

Ini merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan keadaan emosi batin, pada saat tidak mungkin sepenuhnya bisa mengartikulasikannya.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Mengiris Bawang Bikin Menangis?

 

Dalam Raja Henry VI, Shakespeare menulis, "menangis berarti mengurangi kedalaman kesedihan".

Sedangkan menurut Charles Darwin, produksi air mata, meskipun sedang menangis, hanyalah efek samping yang tidak berguna dari cara kerja otot-otot di sekitar mata.

Baginya, otot-otot tersebut harus berkontraksi dari waktu ke waktu agar tidak meluap dengan darah, pelepasan air mata hanyalah konsekuensi yang tidak disengaja dari proses fisiologis yang berkembang.

Lantas, dari sudut pandang sains, menangis berbeda dengan produksi air mata sebagai respons terhadap bahan kimia yang mengiritasi.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Apa Yang Terjadi saat Kita Menangis?

 

Misalnya, seperti saat tidak sengaja menggosok mata setelah makan makanan pedas. Bahkan air mata itu berbeda dalam berbagai kondisi seseorang.

Pada tahun 1981, psikiater Minnesota William H Frey II menemukan bahwa air mata yang disebabkan karena menonton film sedih memiliki lebih banyak protein di dalamnya daripada air mata yang mengalir sebagai respons terhadap bawang yang baru dipotong.

Air mata emosional tidak terbatas hanya pada perasaan melankolis. Namun, baik dalam keadaan suka atau duka, tidak banyak diketahui mengapa orang dewasa dapat menangis. 

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Banyak peneliti menemukan bahwa orang dewasa sering menangis sendirian. Kemungkinan menangis dapat berfungsi sebagai sarana "penilaian sekunder", membantu orang menyadari betapa kesalnya mereka, cara membantu mereka memahami perasaan mereka sendiri. 

Filsuf Yunani Aristoteles menulis bahwa menangis dapat "membersihkan pikiran". 

Dalam sebuah penelitian tahun 1986 terhadap majalah dan surat kabar AS yang populer, seorang psikolog menemukan bahwa 94 persen artikel tentang menangis, ternyata hal itu membantu meredakan ketegangan psikologis.

Studi yang dilakukan tahun 2008 pada hampir 4.300 orang dewasa muda dari 30 negara menemukan sebagian besar melaporkan peningkatan kesejahteraan mental dan fisik setelah menangis.

Baca juga: 5 Manfaat Menangis yang Tak Terduga

 

Akan tetapi, beberapa orang juga melaporkan tidak ada perubahan setelah menangis, dan di antaranya bahkan mengatakan mereka merasa lebih buruk setelahnya.

Menangis adalah baik namun bukan tanpa alasan, tetapi dibutuhkan dukungan sosial yang tepat agar efektif. 

Hanya saja perbedaannya terletak pada konteks sosial. Jika seseorang merasa malu menangis di depan umum, misalnya, mereka mungkin merasa kurang terselesaikan dibandingkan jika mereka menangis sendiri atau dengan seorang teman dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com