Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kelestarian Badak di Indonesia, Ini Upaya Konservasi yang Dilakukan

Kompas.com - 30/09/2020, 11:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

 

Indra menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan assesmen uji genetik untuk mengumpulkan badak dengan keragaman genetik berbeda dalam sebuah habitat.

Bukan hanya itu, ancaman lainnya yang ada di Ujung Kulon adalah terbatasnya pakan badak, karena adanya pohon langkap yang memenuhi area pakan badak.

Upaya konservasi badak di Indonesia

Berbagai upaya konservasi untuk menjaga populasi badak telah dilakukan hingga kini, Indra meyakini jika konservasi dilakukan secara intensif, populasi badak bisa terjaga seperti populasi panda di China.

“Proteksi China terhadap panda terbukti berhasil. Panda dulu kurang dari 60 ekor, tapi sekarang populasinya sudah mencapai seribu,” kata Indra.

Saat ini di pengembangan Suaka Rhino Sumatera telah berhasil mendapatkan dua anak badak yang lahir dari induk Ratu dan Andalas, badak Sumatera yang didatangkan dari Cincinnati Zoo, Amerika.

“Ada satu badak lagi yang didatangkan dari Amerika, yaitu badak Harapan, tapi belum berhasil membuahi Ratu, karena masa ovulasi untuk mengeluarkan sel telur yang matang hanya 1x24 jam dan hingga kini kami masih berusaha menyatukan Ratu dan Harapan,” jelas Indra.

Baca juga: Badak Sumatera Kritis, Berikut Upaya Penyelamatan Populasi Satwa Asli Indonesia Ini

Untuk upaya konservasi badak Sumatera di Kalimantan, Indra mengaku harus menetapkan lahan lebih dulu untuk menjadi habitat badak, kemudian baru melakukan identifikasi morfologi dan genetik badak.

“Keragaman genetik badak di Kalimantan cenderung sama, sehingga kita mungkin bisa membuat bayi tabung dengan mengambil ovum dari badak dan dikembangbiakan secara in vitro dengan sperma dari badak Andalas yang sejauh ini sangat baik,” jelasnya.

Sedangkan upaya konservasi badak Jawa di Ujung Kulon, lebih kepada proteksi, pemantauan, dan pencegahan wabah penyakit.

“Sebelumnya ada wabah tripanosomaniasis, yaitu parasit darah yang berasal dari sapi atau kerbau yang digembala di luar kawasan taman nasional. Ini berpotensi menjadi sumber penyakit yang bisa masuk ke dalam kawasan taman nasional,” ujar Indra.

Upaya lain yang telah dilakukan adalah pengendalian tanaman langkap dan melakukan uji analisis genetik DNA badak Jawa untuk membuka habitat kedua, sebagai salah satu solusi yang menjamin keragaman genetik badak Jawa.

“Intinya, upaya kami adalah bagaimana badak yang ada di Indonesia dapat lestari. Tantangan kita ketika badak yang ada di alam tidak mampu bereproduksi, maka butuh campur tangan manusia untuk membantu badak bereproduksi,” pungkas Indra.

Baca juga: Ilmuwan Gunakan Teknik In-Vitro untuk Selamatkan Spesies Badak Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com