Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Malaysia Gunakan Teknologi Kloning Kembalikan Badak Sumatera

Kompas.com - 15/08/2020, 18:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Badak Sumatera semakin dekat dengan kepunahan. November tahun lalu, badak terakhir di Malaysia dilaporkan mati.

Melansir CNN, Sabtu (15/8/2020), saat ini sejumlah ilmuwan Malaysia sedang berupaya untuk mengembalikan populasi badak Sumatera.

Menggunakan teknologi kloning, ilmuwan berharap dapat menggunakan jaringan dan sel dari Iman, badak Sumatera terakhir yang telah mati untuk mengembalikan populasi satwa ini.

Proyek tersebut dilakukan oleh tim peneliti di International Islamic University Malaysia (IIUM) yang memfokuskan penelitian pada teknologi sel punca dan fertilisasi in-vitro.

Baca juga: Badak Sumatera Terancam Punah, Ini Faktor Penyebabnya

Dr Muhammad Lokman Bin Md. Isa, salah satu ketua peneliti mengatakan proses yang dilakukan sama dengan teknologi kloning, dengan tujuan untuk melahirkan bayi baru dengan menggunakan sel dari badak tua.

"Sebelum tiga badak (korban terakhir di Malaysia) mati, kami mendapatkan selnya, dan selnya masih hidup," kata Dr Lokman.

Alasan itulah yang membuat peneliti yakin bahwa populasi badak Sumatera dapat dipulihkan.

Dr Lokman mengatakan jika tidak memiliki sel, atau hanya memiliki jaringan yang tidak hidup lagi, maka upaya mengembalikan populasi badak tidak dapat dilakukan.

Baca juga: Selamatkan Badak Putih dari Kepunahan, Ini yang Dilakukan Ilmuwan

Bekerja sama dengan Borneo Rhino Alliance (BORA), para peneliti mengumpulkan sel dan jaringan dari tiga badak Sumatera terakhir di suaka BORA, sebelum ketiganya mati.

Sel tersebut diambil dari jantung, paru-paru, otak dan ginjal badak. Namun yang terpenting, bahan mentah itu berasal dari sel-sel dengan fungsi khusus.

Ilmuwan gunakan dua cara kembalikan populasi

Ada dua pendekatan yang mungkin dilakukan, yakni dengan mengembangkan sel induk ini menjadi sel telur dan sperma, untuk dibuat embrio yang akan ditanamkan ke ibu pengganti.

Badak pengganti kemungkinan besar adalah badak lain, baik badak Sumatera dari negara lain, atau spesies lainnya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com