Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Covid-19 Lebih Mematikan pada Orang yang Obesitas?

Kompas.com - 13/09/2020, 19:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Sciencemag

KOMPAS.com - Semenjak dimulainya pandemi Covid-19, berbagai studi telah menemukan kaitan antara Covid-19 dengan obesitas. Namun, kaitan ini menjadi semakin jelas dalam beberapa studi baru yang dipublikasikan belakangan ini.

Studi-studi ini menemukan bahwa kelebihan berat badan saja, bahkan sebelum tahap obesitas, sudah meningkatkan risiko keparahan gejala bila terinfeksi Covid-19.

Dalam studi metaanalisis yang dipublikasikan di Obesity Reviews tanggal 26 Agustus 2020, misalnya.

Tim peneliti internasional yang mengumpulkan data 399.000 pasien dari berbagai studi menemukan bahwa orang yang obesitas 113% lebih mungkin masuk rumah sakit daripada orang dengan berat badan sehat ketika terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Antara Timbangan, Lingkar Pinggang, dan BMI Mana yang Paling Tepat?

Orang yang obesitas juga 74 persen lebih mungkin masuk ICU dan 48 persen lebih berisiko untuk meninggal dunia ketika terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Studi lainnya, yang baru dipublikasikan sebagai pracetak pada bulan lalu oleh Genentech, juga menemukan hasil serupa. Dari 17.000 pasien yang masuk rumah sakit karena Covid-19 di Amerika Serikat, 29 persen di antaranya kegemukan (Indek Massa Tubuh 25-29.9) dan 48 persen lainnya obesitas (Indeks Massa Tubuh di atas 30).

Kemudian, ada juga studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences yang menganalisis angka rawat inap akibat Covid-19 pada 334.000 orang di Inggris.

Studi yang dipublikasikan pada bulan lalu ini menemukan bahwa risiko seseorang dirawat inap akibat Covid-19 mulai naik begitu berat badannya masuk kategori berlebih dan memuncak pada Indeks Massa Tubuh 35 ke atas.

Baca juga: Gen Kurus Ditemukan, Potensi Terapi Baru Atasi Obesitas di Masa Depan

Berbagai Macam Faktor

Ada berbagai macam faktor pada orang obesitas yang memperburuk gejala Covid-19

Secara biologis, seseorang yang obesitas mengalami sistem kekebalan tubuh yang terganggu, peradangan kronis, dan kecenderungan penggumpalan darah yang lebih tinggi.

Orang yang obesitas juga cenderung memiliki penyakit penyerta lainnya yang bisa memperburuk infeksi Covid-19, seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru dan diabetes. Lalu, ada juga sindrom metabolik seperti tingkat lemak, gula darah dan tekanna darah yang lebih tinggi.

Padahal, studi baru dari Tulane University terhadap 287 pasien Covid-19 menemukan bahwa sindrom metabolik saja bisa meningkatkan risiko masuk ICU, penggunaan ventilator dan kematian pada pasien Covid-19.

Baca juga: 7 Trik Turunkan Berat Badan Tanpa Diet

Namun, rupanya Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi saja bisa menjadi faktor risiko dari Covid-19.

Sebab, lemak berlebih pada area perut dapat mendorong diafragma ke atas dan membuat otot besar yang berada di bawah rongga dada menimpa paru-paru dan membatasi kapasitas udaranya.

Pengurangan kapasitas paru-paru ini menyebabkan ambruknya saluran udara di lobus bawah paru-paru, di mana lebih banyak darah tiba untuk mengoksigenasi daripada bagian lobus atas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com