Penggalian kami menunjukkan bahwa orang-orang berhasil hidup di Kelo selama 10.000 tahun. Tapi, 8.000 tahun yang lalu kedua situs itu ditinggalkan.
Apakah para penghuni seluruhnya meninggalkan Obi, atau pindah ke tempat lain dalam pulau itu?
Mungkin hutan semakin rapat hingga kapak manusia (yang dari batu sekalipun!) tidak mampu mengimbangi. Mungkin mereka hanya pindah ke pesisir dan menjadi nelayan alih-alih pemburu.
Apa pun alasannya, kami tidak menemukan bukti goa-goa ini digunakan untuk hunian hingga, sekitar 1.000 tahun lalu, datang orang-orang yang memiliki barang-barang gerabah dan logam.
Tampaknya mungkin, karena Obi terletak di tengah “Kepulauan Rempah” Maluku, bahwa goa-goa Kelo ini digunakan orang-orang yang terlibat perdagangan rempah bersejarah itu.
Kami berharap untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini saat kami kembali ke Obi tahun depan, jika situasi wabah COVID-19 memungkinkan, untuk menggali goa-goa di pesisir.
Shimona Kealy
Postdoctoral Researcher, College of Asia & the Pacific, Australian National University
Sue O'Connor
Distinguished Professor, School of Culture, History & Language, Australian National University
Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Alat-alat batu dari gua di Maluku Utara memberi petunjuk kehidupan manusia pelintas kepulauan seribu tahun lalu" Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.