KOMPAS.com - Pada saat ini, dunia tidak hanya sedang menghadapi pandemi Covid-19, tetapi juga infodemi mengenai penyakit ini.
Infodemi merupakan kelebihan informasi, yang di dalamnya tercampur hoaks dan teori konspirasi.
Walaupun sekilas tampak tidak berbahaya, infodemi Covid-19 rupanya telah menelan setidaknya 800 korban jiwa di seluruh dunia.
Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.
Baca juga: Hoaks Covid-19 dan Infodemik, Tantangan Ilmuwan Indonesia Sikapi Konstruksi Anti-Sains
Dilansir dari ScienceAlert, Kamis (13/8/2020); dalam studi ini, sekelompok peneliti penyakit menular internasional menganalisis berbagai media sosial dan situs berita untuk mengetahui bagaimana misinformasi terkait Covid-19 menyebar di internet.
Secara total, mereka menemukan sekitar 2.300 laporan hoaks dan teori konspirasi Covid-19 dalam 25 bahasa di 87 negara.
Mayoritas misinformasi ini ditemukan tidak membantu, dan bahkan bisa berbahaya hingga menyebabkan kematian.
Salah satu contohnya adalah mitos bahwa mengonsumsi alkohol berkonsentrasi tinggi bisa membersihkan tubuh dari virus corona.
Baca juga: Bagaimana Peran Ilmuwan Indonesia Menangkal Hoaks tentang Covid-19, Ahli Jelaskan
Mitos yang tersebar di berbagai negara, termasuk Iran dan Turki, ini menyebabkan 800 orang meninggal dunia, 5.876 harus dirawat di rumah sakit 60 orang menjadi buta setelah mengonsumsi metanol.
Hal serupa juga terjadi di Qatar, di mana dua orang pria meninggal dunia karena mengonsumsi disinfektan atau hand sanitizer berbahan alkohol.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.