Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Beberapa Orang Punya Perlindungan terhadap Virus Corona?

Kompas.com - 04/08/2020, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Hingga Agustus ini, lebih dari 18 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona dan telah menyebabkan 697.281 orang meninggal dunia.

Para ahli dan ilmuwan hingga saat ini juga masih terus mengembangkan vaksin yang diharapkan dapat melindungi manusia dari ancaman infeksi virus corona baru, SARS-CoV-2.

Namun, untuk saat ini, infeksi virus ini hanya dapat dihadapi dengan perlindungan diri yakni sistem kekebalan tubuh atau imunitas diri.

Pandemi ini masih menjadi misteri yang terus berupaya diungkap oleh para ilmuwan.

Dari bagaimana virus ini menginfeksi, mengapa orang yang sakit parah dapat kehilangan nyawa akibat penyakit ini, hingga berbagai gejala yang ditimbulkan yang terus berubah dan terkadang tak lazim terjadi.

Baca juga: Mengenal Sistem Kekebalan Tubuh, Bagaimana Antibodi Virus Corona Terbentuk?

Namun, mungkinkah dari sebagian orang bisa memiliki semacam perlindungan akan infeksi virus corona ini?

Sejumlah peneliti mengungkapkan temuan ilmiah tentang kemungkinan beberapa orang memiliki sel-sel kekebalan tubuh yang mampu mengenali bagian-bagian dari virus SARS-CoV-2.

Seperti dilansir dari CNN, Selasa (4/8/2020), kemungkinan sel-sel itu memberi kekuatan bagi tubuh untuk melawan infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh virus tersebut.

Ilustrasi sistem kekebalan tubuh melawan serangan infeksi dari virus corona, maupun bakteri, jamur, parasit maupun berbagai virus lain.SHUTTERSTOCK/peterschreiber.media Ilustrasi sistem kekebalan tubuh melawan serangan infeksi dari virus corona, maupun bakteri, jamur, parasit maupun berbagai virus lain.

Baca juga: Pandemi Virus Corona: Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Rendah, Ahli Jelaskan

Dengan kata lain, beberapa orang mungkin memang memiliki tingkat perlindungan yang tidak diketahui.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa orang yang belum terpapar SARS-CoV-2, sekitar setengah dari orang memiliki beberapa reaktivitas sel-T," kata rekan penulis makalah tersebut, Alessandro Sette dari Pusat Penelitian Penyakit dan Vaksin di La Jolla Institute for Immunology.

Dalam sebuah penelitian sel T atau sel kekebalan tubuh mencoba dimasukkan dalam tiga varietas, dibuat oleh tubuh setelah infeksi untuk membantu infeksi di masa depan dari penyerang yang sama.

Salah satu dari sel-sel T tersebut membantu tubuh mengingat penyerang itu jika kembali menginfeksi.

Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19

Sedangkan sel T lainnya memburu dan menghancurkan sel-sel inang yang terinfeksi virus corona dan yang ketiga membantu dengan cara yang lain.

Sel T seperti sel-sel tersebut bereaksi terhadap virus SARS-CoV-2, yang ditemukan oleh Sette yang rekan penulisnya, Shane Crotty.

Ini adalah temuan yang tidak sengaja, di mana dalam darah orang yang dikumpulkan beberapa tahun sebelum pandemi ini dimulai.

Percobaan penelitian dilakukan dengan darah konviden Covid-19. Karena mereka membutuhkan 'kontrol negatif' untuk membandingkan terhadap darah orang yang sembuh.

Baca juga: Pasien Virus Corona Ungkap Rambut Rontok karena Covid-19, Apa Sebabnya?

Selanjutnya, mereka mengambil sampel darah dari orang sehat yang dikumpulkan di San Diego antara 2015 dan 2018.

"Tidak mungkin orang-orang ini terpapar dengan SARS-CoV2. Dan ketika kami menjalankannya, ternyata kontrol negatif tidak begitu negatif. Ada sekitar setengah dari orang-orang memiliki reaktivitas," jelas Sette.

Memori sel T mengenali virus corona

Sette dan Crotty selanjutnya meneliti data dan reaktivitas dalam percobaan tersebut menunjukkan hasil nyata.

Hasil penelitian yang diterbitkan pada akhir Juni lalu di jurnal Cell menunjukkan bahwa orang-orang yang belum pernah melihat virus ini memiliki reaktivitas sel T terhadap virus corona tersebut.

Baca juga: Virus Corona Ada di Kelelawar dan Tak Terdeteksi Selama Puluhan Tahun

Sette dan Crotty mencatat dalam artikel ringkasan, bahwa pada saat ini bukan hanya mereka yang pernah melihat temuan seperti ini.

Temuan ini, kata Sette, sekarang telah dikonfirmasi di berbagai benua, diuji di laboratorium yang berbeda dan dengan teknik yang berbeda.

Mereka berspekulasi bahwa pengenalan sel T ini dari bagian-bagian virus SARS-CoV-2 mungkin merupakan bagian dari paparan di masa lalu terhadap salah satu dari empat virus corona yang beredar yang menyebabkan flu biasa pada jutaan orang setiap tahun.

"Asumsinya adalah itu sebenarnya berasal dari virus corona pilek biasa yang orang lihat sebelumnya, dan sisi Alex bekerja sangat keras untuk benar-benar mencari tahu, karena itu masih secara ilmiah merupakan debat besar," kata Crotty.

Kendati demikian, Crotty mengaku tidak meyakini apakah memori sel T ini akan dapat membantu melindungi kita dari penyakit Covid-19.

"Kami tidak tahu apakah (sel T) membantu atau tidak, tetapi kami pikir ini masuk akal jika mungkin mereka bisa membantu," ungkap Crotty.

Crotty menegaskan bukan berarti memori sel T tersebut dapat sepenuhnya melindungi terhadap infeksi virus, tetapi jika seseorang sudah memiliki beberapa sel di sekitarnya, mereka dapat melawan virus lebih cepat.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Mengapa Virus Corona Sebabkan Hilangnya Penciuman dan Rasa

Sementara itu, peneliti lainnya juga tertarik dengan kemungkinan yang diajukan oleh penelitian Sette dan Crotty ini.

Kepala departemen mikrobiologi molekuler dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins, Arturo Casadevall mengatakan hal ini penting untuk diketahui.

"Karena semua virus corona ini terkait, mengingat setiap tahun kita mengalami salah satunya, tidak mengherankan bahwa kita memiliki sel T yang reaktif dengannya," kata Casadevall.

Akan tetapi, seperti Sette dan Crotty, ia mempertanyakan apakah reaktivitas sel kekebalan tubuh terhadap virus corona yang saat ini mewabah adalah hal yang baik atau buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com