KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mencantumkan beberapa gejala tak lazim yang dialami para pasien yang terinfeksi virus corona.
Namun, seorang pasien yang dinyatakan positif Covid-19 melaporkan kehilangan berhelai-helai rambutnya.
Seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (1/8/2020), sejak dinyatakan positif terinfeksi virus corona lebih dari dua bulan, Peggy Goroly memperhatikan rambutnya mulai rontok sekitar minggu kedua Juni.
Tiga bulan lebih setelah gejala- gejala Covid-19 yang dialaminya muncul.
Baca juga: Virus Corona Ada di Kelelawar dan Tak Terdeteksi Selama Puluhan Tahun
Warga Long Island, New York, berusia 56 tahun ini merasa tidak pulih, meski telah dirawat sejak 5 Maret, dengan beberapa gejala seperti kelelahan, kabut otak, jantung berdebar, dan sesak napas.
Dia mengungkapkan kehilangan rambut membuatnya merasa cukup traumatis.
Keluhan ini tidak hanya dilaporkan oleh Goroly, sebab beberapa orang yang memiliki Covid-19 juga mengungkapkan keluhan yang sama.
Baca juga: Halo Prof! Kenapa Rambut Rontok Terus Padahal Masih Muda?
Dia tergabung dalam kelompok dukungan untuk pasien Covid-19 di situs jejaring Facebook. Ternyata Goroly menemukan ada beberapa orang yang mengalami kerontokan sebagai dampak jangka panjang dari gejala penyakit ini.
Kendati gejala rambut rontok karena Covid-19 tidak dicantumkan CDC, namun beberapa dokter telah memperhatikan kondisi para pasien mereka.
"Ini cenderung terjadi pada orang-orang yang memiliki kasus (Covid-19) yang parah," kata Dr Nate Favini, pemimpin medis di Forward, praktik perawatan primer yang mengumpulkan data tentang pasien virus corona di seluruh negeri.
Favini mengatakan pasien yang terinfeksi virus corona baru, SARS-CoV-2, kemungkinan menderita telogen effluvium, yakni suatu kondisi yang membuat rambut berhenti tumbuh dan akhirnya rontok kira-kira tiga bulan setelah peristiwa traumatis.