Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ingatkan, Mungkin Tak Ada "Peluru Perak" untuk Covid-19

Kompas.com - 04/08/2020, 12:21 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber NPR

KOMPAS.com - Meski ada kemajuan pembuatan vaksin Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada peluru perak dan mungkin tidak pernah ada.

Peluru perak yang dimaksud WHO adalah solusi besar yang berdampak langsung dan ekstrem untuk menyelesaikan masalah.

Sejak WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat dunia enam bulan lalu, penyebaran virus corona SARS-CoV-2 masih terus berlangsung.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mencatat, pada 30 Januari 2020 ada 100 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Saat itu tidak ada kematian di luar China.

Baca juga: Inggris Kembangkan Tes Usap Covid-19, Hasilnya Keluar dalam 90 Menit

Tiga bulan kemudian, dunia melaporkan ada 3 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 200.000 kematian.

Enam bulan kemudian, angkanya memburuk.

Hingga Selasa (4/8/2020) pagi, total terkonfirmasi 18,4 juta kasus dengan lebih dari 697 ribu orang meninggal karenanya.

Dilansir NPR, Senin (3/8/2020), Tedros mencatat beberapa kandidat vaksin sudah berada di fase tiga uji klini dan memberi harapan untuk kita semua.

Pasalnya, sejauh ini hasil pengujian menunjukkan kandidat vaksin efektif mencegah infeksi yang diakibatkan virus corona SARS-CoV-2.

Namun hingga vaksin dipasarkan, Tedros mengingatkan bahwa dunia bergantung pada pedoman pengendalian penyakit.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan WHO dan harus dilakukan semua orang tanpa kecuali.

"Menguji, mengisolasi dan merawat pasien, serta melacak dan mengkarantina kontak mereka. Lakukan semuanya," kata Tedros, Senin (3/8/2020).

"Menginformasikan, memberdayakan, dan mendengarkan komunitas. Lakukan semuanya," imbuhnya.

"Untuk individu, harus menjaga jarak fisik, pakai masker, cuci tangan secara teratur, dan lakukan etika batuk yang aman dari orang lain. Lakukan semuanya," tegasnya.

"Ini pesan untuk semua orang dan pemerintah, Lakukan semuanya!"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com