Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Banyak Negara Salah Arah dalam Penanganan Covid-19, Ini Dampaknya

Kompas.com - 15/07/2020, 08:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC News

KOMPAS.com - WHO memperingatkan, pandemi virus corona bisa menjadi semakin buruk jika pemerintah gagal mengambil tindakan tegas.

Direktur jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada banyak negara yang salah arah dalam penanganan Covid-19.

Hal ini dibuktikan dengan lonjakan kasus terinfeksi virus corona jenis SARS-CoV-2 yang dua kali lipat lebih banyak selama enam pekan.

Amerika adalah pusat pandemi saat ini. Di tengah ketegangan antara para pakar kesehatan dan Presiden Donald Trump, AS mengalami kenaikan kasus yang fantastis.

Menurut data Worldmeters, dari 13,3 juta orang yang terinfeksi di seluruh dunia, AS mencatat kasus lebih dari 3,4 juta kasus. Sementara itu, lebih dari 138 ribu orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Hasil Otopsi Temukan Gumpalan Darah di Hampir Seluruh Organ Pasien Covid-19

Apa kata WHO?

Dalam pertemuan di Jenewa, Senin (14/7/2020), Dr Tedros mengatakan pesan beragam dari pemimpin negara telah merusak kepercayaan publik dalam upaya mengendalikan pandemi.

"Virus menjadi musuh publik nomor satu, tapi banyak negara dan pemerintahan tidak mencerminkan hal ini," kata Tedros seperti dikutip BBC News, Senin (14/7/2020).

Tedros mengatakan, langkah-langkah pencegahan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker harus ditanggapi dengan serius.

Dia memperingatkan, tidak ada yang bisa menjalani kehidupan "normal" lama di masa mendatang.

"Jika dasarnya saja tidak diikuti, maka kita tahu akan seperti apa pandemi ini," kata Tedros.

"Ini akan menjadi sesuatu yang lebih, lebih, lebih buruk," tegasnya.

Baca juga: Lonjakan Kasus Virus Corona di Sejumlah Daerah, Perlukah PSBB Kembali Diterapkan?

Dr Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO mengatakan bahwa pelonggaran yang dilakukan sejumlah negara menyebabkan penularan meningkat.

Sebagai contoh, karena pelonggaran lockdown di Amerika, Amerika Latin mengonfirmasi lebih dari 145.000 kematian terkait virus corona. Ahli meyakini, jumlah aslinya lebih tinggi dari pada yang dilaporkan karena pengujian yang tidak memadai.

Setengah dari kematian itu ada di Brasil. Presiden Jair Bolsonaro telah menentang langkah-langkah dan rekomendasi untuk menekan penyebaran virus.

Dr Ryan mengatakan, penutupan wilayah berskala besar memang berdampak pada perekonomian negara. Namun, karantina atau lockdown di daerah-daerah tertentu yang menjadi zona penyebaran diperlukan untuk mengurangi penyebaran virus.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com