Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Ilmuwan Temukan Kebocoran Metana di Antartika

Kompas.com - 23/07/2020, 12:36 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Untuk kali pertama, para ilmuwan mengungkapkan adanya kebocoran gas metana di dasar laut Antartika.

Padahal, metana merupakan salah satu gas rumah kaca paling kuat di Bumi karena kemampuannya menyerap panas. Dalam periode 20 tahun, satu kilogram metana bisa memanaskan Bumi hingga 80 kali lipat dari satu kilogram karbon dioksida.

Antartika diduga menyimpan seperempat dari seluruh metana di lautan Bumi.

Alhasil, kebocoran ini pun dikhawatirkan bisa berdampak besar pada krisis iklim global yang sedang kita alami.

Baca juga: Misteri Fosil Telur Raksasa dari Antartika Terungkap, Mungkinkah Milik Dinosaurus?

Dilansir dari Independent, Kamis (23/7/2020); kebocoran yang disebut rembesan metana ini pertama kali didapati di sebuah situs bernama Cinder Cones di McMurdo Sound, Laut Ross, pada tahun 2011 oleh sekumpulan penyelam.

Usai penemuan, para penyelam melakukan kunjungan beberapa kali untuk memonitor keberadaan mikroba yang seharusnya beradaptasi dan mengonsumsi gas metana tersebut, sehingga jumlah metana yang lepas menjadi terbatas.

Akan tetapi, rupanya respons mikroba terhadap kebocoran ini cukup lambat. Butuh lima tahun bagi mikroba untuk beradaptasi dan membatasi pelepasan metana dari dasar laut Antartika.

Pada tahun yang sama, yakni 2016, kebocoran kedua ditemukan di dekat kebocoran pertama.

Baca juga: Fenomena Salju Hijau ini Menghijaukan Antartika, Ini Penyebabnya

Tim ahli yang dipimpin oleh Andrew Thurber dari Oregon State University berkata bahwa mereka tidak mengetahui kenapa rembesan metana terbentuk di situs tersebut. Namun, mereka meyakini bahwa ini ada hubungannya dengan perubahan iklim.

"Meskipun situs terletak pada samping volkano aktif, analisis isotop stabil mengidentfiikasikan bahwa metana diproduksi oleh methanogenic archaea (mikroorganisme anaerobik) yang mendegradasikan sebuah sumber kaborn organik," tulis mereka dan laporan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Mereka pun memperingatkan bahwa mungkin masih ada rembesan metana lainnya yang belum ditemukan di situs tersebut.

Akan tetapi, lewat kedua titik ini, tim ahli mengaku telah mendapatkan banyak pengatahuan penting mengenai dampak formasi mikroba pada emisi gas rumah kaca dan besarnya pelepasan metana di lautan sebagai respons terhadap pemanasan global.

Baca juga: Pemetaan Zona Rentan di Antartika, Peneliti Dibantu Penguin

"Laut Ross adalah area penelitian metana yang sangat menarik," ujar tim ahli.

"Hasil kami menunjukkan bahwa akurasi permodelan iklim global masa depan bisa ditingkatkan dengan mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan oleh komunitas mikroba untuk merespons input metana baru," tulis mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com