Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satwa Liar Terkait Pandemi Covid-19, Begini Hasil Survei Persepsi Masyarakat

Kompas.com - 14/07/2020, 10:24 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Terutama perihal sosialisasi belum ada, justru mereka baru tahu sejak ada pandemi Covid-19 ini saja bahwa pandemi penyakit bisa menjangkiti dari dan ke hewan.

Hasil survei persepsi masyarakat terhadap zoonosis (Covid-19 dan satwa liar)

Survei diberlakukan kepada masyarakat dengan rentang usia 15 hingga 65 tahun ke atas, dengan total responden adalah 2.603 dari seluruh wilayah Indonesia, dan responden terbanyak sekitar 28 persen berasal dari Jawa Barat.

Namun, yang mendominasi yaitu sekitar 30,16 persen adalah usia 25-34 tahun, dan diikuti sebanyak 24,16 persen adalah usia 35-44 tahun.

Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin sebanyak 56,09 persen adalah wanita dan 43,91 persen adalah pria.

Baca juga: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19, WHO: Lockdown Total Mungkin Dilakukan

Dengan jenis pekerjaan sehari-harinya, hanya sekitar 305 responden yang berhubungan dengan satwa liar dan 2.298 responden dengan pekerjaan sehari-hari tidak memiliki hubungan dengan satwa liar.

"Ketika ditanya apakah itu Covid-19? Mayoritas responden mempersepsikan Covid-19 sebagai penyakit menular yang disebabkan virus baru yang ditemukan," ujarnya.

Mengenai pendapat responden terhadap apa yang harusnya dilakukan pemerintah daerah dalam rangka pencegahan penyakit Covid-19.

Ternyata, masyoritas responden menyetujui bahwa upaya yang penting dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mencapai 43,3 persen, 42,1 persen pelarangan mudik dan pelarangan konsumsi satwa liar mencapai 7,9 persen.

Baca juga: Eksploitasi Satwa Liar dapat Tingkatkan Transmisi Virus ke Manusia

"Sementara, pemusnahan satwa liar justru sangat tidak dikehendaki sebagai upaya pencegahan Covid-19 ini," kata dia.

Berikut beberapa data terkait satwa liar dan penularan Covid-19.

Perdagangan satwa liar

  • Ada sekitar 1252 responden yang menyatakan bahwa perdagangan satwa liar berhubungan dengan penularan Covid-19
  • Sekitar 753 responden menyatakan tidak menularkan
  • Sekitar 598 lainnya memilih tidak tahu.

Konsumsi satwa liar

  • Mengenai konsumsi satwa liar dapat menyebabkan penularan Covid-19 ada sekitar 1308 responden menjawab iya
  • Sekitar 682 lainnya menjawab tidak menularkan Covid-19
  • Sekitar 613 responden lainnya menjawab tidak tahu.

Satwa liar di kebun binatang dapat menularkan Covid-19

  • Sebanyak 1115 responden menjawab tidak
  • Sekitar 678 responden menjawab iya dapat menularkan
  • Sementara, 810 responden menjawab tidak tahu apakah satwa liar di kebun binatang dapat menularkan Covid-19

Baca juga: Virus Corona Menyebar di Udara, Kenali Rute Lain Penularan Covid-19

Pasien positif Covid-19 bisakah menularkan ke satwa liar

  • Sebanyak 1114 responden menjawab iya, bisa menularkan dari manusia positif Covid-19 ke satwa liar
  • Sementara, 599 lainnya menjawab tidak dapat menularkan
  • Sedangkan, 890 responden lainnya menjawab tidak tahu

Tantangan pengumpulan data di masa pandemi

Dituturkan Yoga, survei online ini memiliki keunggulan dari sisi kemudahan, keterjangkauan dan tidak diperlukannya kontak fisik dengan responden.

Baca juga: Di Masa Pandemi Covid-19 Penting Jaga Kebersihan Rongga Mulut, Kenapa?

Akan tetapi, survei online mempunyai keterbatasan dari sampel yang non-probability, sulit dikontrol penyebarannya, sulit melakukan cek data, bias pada kelompok yang terakses teknologi informasi, responden mengumpul pada kota-kota besar.

Sementara itu, dari sisi wawancara dan forum group discussion (FGD) online juga mempunyai kekuatan dari sisi keterjangkauan terhadap informan atau narasumber jarak jauh yang dapat dijumpai pada satu waktu.

Sedangkan, survei online di masa pandemi Covid-19 ini juga memiliki keterbatasan dalam membangun kepercayaan, pendalaman wawancara atau diskusi, perbedaan zona waktu dan kondisi keterbatasan jaringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com