Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Efektif Masker dan Jaga Jarak Cegah Penyebaran Corona?

Kompas.com - 04/06/2020, 07:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Studi terbaru yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa social distancing, penggunaan masker, dan pelindung mata dapat mengurangi penyebaran Covid-19.

Tinjauan tersebut menemukan, menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain bisa mengurangi risiko terpapar virus hingga 82 persen, dan menjaga jarak sampai dua meter akan lebih efektif mencegah penularan.

Selain itu, mengenakan masker dan pelindung mata seperti kacamata juga dapat mencegah penularan Covid-19.

Namun penulis mencatat bahwa temuan terkait masker dan pelindung mata hanya berdasar bukti yang terbatas.

Baca juga: Psikologi Jelaskan Penyebab Masyarakat Tak Patuh Protokol Corona Covid-19

"Meski menjaga jarak, menggunakan masker dan pelindung mata bisa memproteksi diri, tidak ada yang membuat seseorang benar-benar kebal dari infeksi Covid-19," kata pemimpin penulis penelitian Dr. Derek Chu, seorang ilmuwan klinis dari Universitas McMaster di Ontario mengingatkan.

"Oleh sebab itu, langkah sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun juga penting mengurangi penyebaran Covid-19 dan mencegah gelombang kedua," imbuhnya dilansir Live Science, Rabu (3/6/2020).

Dalam ulasan terbaru yang terbit di jurnal The Lancet, Senin (1/6/2020), Chu dan timnya memeriksa studi tentang Covid-19, SARS, dan MERS.

Secara keseluruhan, para peneliti menganalisis informasi dari 44 studi yang melibatkan 25.000 orang di 16 negara.

Tujuh dari 44 studi terkait Covid-19, 26 studi terkait SARS, dan 11 studi terkait MERS.

Studi tersebut meneliti efek menjaga jarak, penggunaan masker, dan pelindung mata untuk mencegah penularan virus corona.

Seseorang yang menerapkan jaga jarak dengan orang lain setidaknya satu meter, kemungkinan terjadi penularan infeksi corona sekitar 3 persen. Sementara jika orang melakukan social distancing kurang dari 1 meter, risiko penularan menjadi 13 persen.

Nah, bagi individu yang melakukan jaga jarak ekstra hingga 3 meter, risiko penularan virus corona bisa berkurang hingga setengahnya.

Untuk masker wajah, kemungkinan penularan infeksi virus adalah 3 persen. Sementara orang yang tidak memakai masker sama sekali, risiko penularan virus corona menjadi 17 persen.

Dan untuk pelindung mata, kemungkinan risiko penularan adalah 6 persen dan 16 persen jika tanpa pelindung mata.

"Temuan kami adalah yang pertama mensintesis semua informasi terkait Covid-19, SARS, dan MERS. Kami memberikan bukti terbaik tentang penggunaan optimal dari intervensi umum dan sederhana untuk flatten the curve (meratakan kurva Covid-19)," ungkap penulis senior Holger Schünemann, seorang profesor di Universitas McMaster dalam sebuah pernyataan.

Pelayan menggunakan alat pelindung diri wajah, masker dan sarung tangan saat menunggu pengunjung di Rumah Makan Bumi Aki, Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Sejumlah rumah makan di Kota Bogor mulai membuka layanan makan di tempat dengan protokol kesehatan ketat setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bogor memasuki masa transisi hingga tanggal 4 Juni 2020 guna mengatasi pandemi COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pelayan menggunakan alat pelindung diri wajah, masker dan sarung tangan saat menunggu pengunjung di Rumah Makan Bumi Aki, Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Sejumlah rumah makan di Kota Bogor mulai membuka layanan makan di tempat dengan protokol kesehatan ketat setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bogor memasuki masa transisi hingga tanggal 4 Juni 2020 guna mengatasi pandemi COVID-19.

Baca juga: Lawan Covid-19, Antiseptik Lindungi Tim Medis dari Virus Corona

Analisis tambahan dalam pengaturan perawatan kesehatan menemukan bahwa masker respirator N95 96 persen efektif dalam melindungi pekerja medis, sementara jenis masker lainnya (seperti masker bedah) keefektifannya sekitar 77 persen efektif.

"Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan respirator (masker N95) bagi petugas kesehatan di bangsal Covid-19 adalah standar perawatan minimum," ujar Raina MacIntyre, seorang profesor biosecurity global di Kirby Institute di University of New South Wales di Australia, dan rekan, menulis dalam komentar yang menyertai penelitian.

"Tinjauan ini juga mendukung penggunaan masker wajah universal," imbuhnya.

Namun, tinjauan tersebut tidak termasuk uji coba kontrol acak - standar tujuan penelitian medis di mana orang secara acak ditugaskan untuk kelompok perawatan atau kontrol.

Sebaliknya, ulasan tersebut melihat studi observasional di mana peneliti mengamati populasi tanpa menetapkan pengobatan.

Diperlukan uji coba terkontrol secara acak, terutama yang meneliti efek masker wajah terhadap risiko infeksi; dan dua percobaan untuk masker saat ini sedang berlangsung di Denmark dan Kanada, kata para penulis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com