Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Corona, Ahli Sebut Emisi Karbon Harian Turun 17 Juta Ton

Kompas.com - 26/05/2020, 13:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sebuah studi menyebutkan bahwa emisi karbon yang tidak terkendali dapat berpotensi menjadi bencana baru pada tahun 2070.

Namun, saat ini di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Ternyata, para ilmuwan dunia menemukan emisi karbon global mengalami penurunan pada April 2020.

Dalam jurnal Nature Climate Change, terungkap bahwa emisi harian merosot hingga 17 persen atau 17 juta ton karbon dioksida secara global selama puncak lockdown pada awal April 2020, dibandingkan dengan tingkat rata-rata harian pada 2019.

Penurunan emisi karbon tersebut sama seperti level emisi pada tahun 2006 lalu. Secara umum rata-rata, masing-masing negara mengalami penurunan emisi rata-rata hingga 26 persen di saat puncak lockdown.

Baca juga: Pandemi Corona: Emisi Karbon Global Turun Ekstrem, Krisis Iklim Masih Mengancam

Berikut rincian penurunan emisi yang terjadi:

1. Transportasi darat

Emisi dari tranportasi darat seperti perjalanan dengan mobil telah menyumbang hampir setengah yaitu 43 persen dari penurunan emisi global selama puncak lockdown pada tanggal 7 April.

2. Industri

Emisi dari industri dan pembangkit tenaga listrik, bersama-sama menyumbang 43 persen dari penurunan emisi global harian.

Ilustrasi Penerbangan InternasionalShutterstock Ilustrasi Penerbangan Internasional

3. Penerbangan

Dalam sektor ekonomi di bidang penerbangan, pengaruh lockdown selama pandemi Covid-19 ternyata menyumbang 3 persen emisi karbon global atau 10 persen dari penurunan emisi selama pandemi.

Data analisis kajian penurunan emisi CO2

Bersama dengan timnya, Profesor Corinne Le Quere, pemimpin analisis studi dari Universitas East Anglia menganalisis kebijakan tentang lockdown dilakukan di 69 negara, yang bertanggung jawab atas 97 persen emisi karbondioksida (CO2) global.

 

Le Quere berkata puncak lockdown, daerah yang bertanggungjawab atas 89 persen emisi CO2 global diketahui menerapkan beberapa pembatasan.

Data yang mengindikasikan seberapa besar masing-masing sektor ekonomi dipengaruhi oleh pandemi ini kemudian digunakan untuk memprediksi perubahan emisi CO2 fosil untuk tiap-tiap negara, setiap harinya dari Januari hingga April 2020.

Perkiraan total perubahan emisi dari pandemi Covid-19 ini berjumlah 1.048 juta ton karbon dioksida (MtCO2) hingga akhir April.

Dari jumlah ini, perubahan terbesar ada di China, di mana saat lockdown dimulai penurunan terjadi sebesar 242 MtCO2. Berikutnya adalah Amerika Serikat yakni sebesar 207 MtCO2, Eropa sebanyak 123 MtCO2 dan India yaitu 98 MtCO2.

Baca juga: Manusia Lockdown, Satwa Liar Terancam Perdagangan Ilegal

Dampak lockdown terhadap emisi karbon

Dampak lockdown pada turunnya emisi tahunan 2020 ini diproyeksikan menjadi sekitar 4 persen hingga 7 persen dibandingkan tahun 2019, tetapi tergantung pada durasi lockdown dan tingkat pemulihan.

Jika kondisi mobilitas dan kegiatan ekonomi sebelum pandemi kembali lagi pada pertengahan Juni mendatang, maka penurunannya akan menjadi sekitar 4 persen.

Namun jika beberapa batasan tetap diterapkan di seluruh dunia hingga akhir tahun, itu akan menjadi sekitar 7 persen.

Baca juga: Lubang Ozon di Kutub Utara Akhirnya Tertutup, Tak Berhubungan dengan Lockdown

Pemimpin analisis studi dari Universitas Easy Anglia, Profesor Corinne Le Quere mengatakan bahwa penerapan lockdown di hampir seluruh negara selama pandemi Covid-19 dipastikan memiliki efek yang ekstrem pada pengurangan emisi karbon harian.

Hanya saja, efek positif tersebut diprediksikan tidak akan bertahan lama.

"Lockdown telah menyebabkan perubahan drastis dalam penggunaan energi dan emisi CO2. Penurunan ekstrem ini cenderung bersifat sementara, karena tidak mencerminkan perubahan struktural dal sistem ekonomi, transportasi atau energi," kata Le Quere dalam keterangan tertulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com