Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2020, 11:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - NASA akan mengirimkan dua astronotnya ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) menggunakan kapsul Crew Dragon yang menempel pada roket Falcon 9 milik SpaceX, pada 27 Mei 2020 mendatang.

Ini akan menjadi peluncuran yang bersejarah.

Pasalnya, ini adalah pertama kalinya dilakukan pengiriman astronot dari Amerika Serikat (AS) sejak program Space Shuttle ditutup 9 tahun lalu.

Baca juga: NASA: Fenomena Solar Minimum Matahari, Mungkin Berbahaya bagi Astronot

Di sisi lain, misi Demo-2 ini sekaligus menjadikan SpaceX sebagai perusahaan swasta pertama yang mengirimkan astronot ke ISS. SpaceX merupakan perusahaan milik Elon Musk, yang juga pendiri Tesla Inc.

Kedua astronot NASA, Robert Behnken dan Douglas Hurley, dijadwalkan lepas landas dari Pad 39A Kennedy Space Center di Florida, AS, pada 16:33 waktu setempat (atau 20:33 WIB), Rabu, 27 Mei 2020.

Semua persiapan telah dilakukan keduanya, termasuk melakukan karantina atau yang secara resmi dikenal "stabilisasi kesehatan" sebelum peluncuran.

Proses karantina dilakukan selama dua minggu untuk memastikan astronot tidak sakit atau menginkubasi suatu penyakit ketika sampai di stasiun ruang angkasa.

Baca juga: Jaga Kesehatan Astronot di Luar Angkasa, Ilmuwan Teliti Mikrobioma

Di tengah masa pandemi Covid-19, NASA mempertimbangkan peningkatan pemeriksaan stabilisasi kesehatan.

Behnken dan Hurley telah di karantina ketat sejak 13 Mei 2020 karena pandemi. Namun, keduanya mengatakan isolasi mereka sebenarnya sudah dimulai sejak pertengahan Maret 2020.

"Karantina yang telah kami lakukan mungkin lebih lama daripada awak ruang angkasa lainnya, yang sudah lebih dulu ada dalam sejarah program peluncuran ke ruang angkasa," kata Hurley seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (22/5/2020),

Menurut Hurley, dirinya dan Behnken telah melakukan dua kali pemeriksaan terkait Covid-19, yang kemungkinan pemeriksaan akan kembali dilakukan sebelum mereka melakukan peluncuran.

Behnken dan Hurley telah berlatih selama lima tahun tentang kapsul Crew Dragon.

Ilustrasi ISS. Foto yang dirilis NASA pada November 2018, memperlihatkan stasiun luar angkasa internasional (ISS) yang mengorbit Bumi.AFP PHOTO / HANDOUT / NASA Ilustrasi ISS. Foto yang dirilis NASA pada November 2018, memperlihatkan stasiun luar angkasa internasional (ISS) yang mengorbit Bumi.

Tidak seperti pesawat ulang-alik, yang mengalami dua kecelakaan fatal, kapsul SpaceX mencakup sistem pelepasan diri darurat jika ada masalah setelah lepas landas.

Misi Demo-2 ini diperkirakan berlangsung dalam beberapa bulan. Nantinya, kapsul Crew Dragon akan kembali ke Bumi dengan turun di lautan menggunakan empat parasut yang sangat besar, seperti kapsul Apollo.

Sejak program Space Shuttle berhenti pada tahun 2011 setelah 30 tahun berjalan, para astronot AS yang akan pergi ke ISS selalu dikirim menggunakan roket milik Rusia, Soyuz. ISS sendiri ditempati oleh astronot asal AS dan Rusia sejak tahun 2000.

Baca juga: NASA: Fenomena Solar Minimum Matahari, Mungkin Berbahaya bagi Astronot

Jika misi SpaceX berhasil, maka memungkinkan AS untuk kedepannya tak perlu lagi membeli 'kursi' di roket Rusia dalam program pengiriman astronot NASA ke ISS.

Meski demikian, kerjasama AS dengan Rusia diperkirakan tidak akan langsung berakhir begitu Crew Dragon mulai beroperasi. NASA tetap berencana menggunakan roket Soyuz untuk mengirim beberapa astronot ke luar angkasa.

Misi Demo-2 ini sekaligus menjadi demonstrasi bagi SapceX yang akan menyediakan layanan penerbangan bagi astronot non-AS. Di mana perusahaan juga menargetkan bisa memberikan layanan wisata ruang angkasa (space adventures).

Misi tiga penumpang pribadi telah direncanakan SpaceX untuk paruh kedua 2021 dengan harga tiket diperkirakan mencapai puluhan juta dolar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com