Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2020, 18:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah angka infeksi virus corona di Indonesia terus meningkat dan tidak sedikit pelayanan kesehatan di rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien positif Covid-19.

Sejak wabah virus corona mulai menyebar dari episenter di Wuhan, China hingga ke beberapa negara, Siloam Hospitals Group mulai memantau kemungkinan virus masuk ke Indonesia.

"Saat kasus pertama di Indonesia diumumkan Presiden Jokowi, kami langsung melakukan skrining di rumah sakit," ujar Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group dalam teleconference Siloam Talk, Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat di Masa Pandemi, Kamis (30/4/2020).

Sejumlah langkah dilakukan rumah sakit ini, di antaranya memastikan seluruh RS Siloam dapat menampung pasien Covid-19, jika rumah sakit rujukan pemerintah tidak lagi cukup menampung.

Baca juga: Tes Corona Ini Diklaim Lebih Cepat Deteksi Virus Penyebab Covid-19

"Tidak hanya cukup menampung, tetapu juga harus bisa menampung secara aman. Karena kita juga punya pasien lain bukan Covid-19," kata Caroline.

Setiap rumah sakit dipastikan selalu melakukan skrining yang cukup ketat terhadap adanya potensi infeksi virus corona.

Selain itu, memastikan area untuk perawatan pasien Covid-19 juga terpisah dengan pasien umum. Dilengkapi juga dengan ventilasi dan peralatan medis yang terpisah atau berbeda.

"Sehingga mereka bisa berdiri sendiri dan kita bisa melakukan infection control dengan baik," jelas Caroline.

Baca juga: Masih Bingung Rapid Test Corona atau Tes PCR, Ini Penjelasan Ahli

Dengan angka infeksi dan pasien positif Covid-19 yang terus meningkat, apa yang sudah dipersiapkan dapat saja tidak mencukupi.

Oleh karena itu, kata Caroline, ada dua rumah sakit Siloam yang dibuka secara khusus untuk menangangi pasien dengan positif Covid-19, maupun dengan gejala tersebut, yakni RS Siloam Kelapa Dua dan RS Siloam Mampang.

Caroline mengatakan pentingnya tes corona untuk deteksi awal infeksi virus corona pada pasien atau masyarakat yang mungkin terpapar. Namun, tes corona masih menjadi kesulitan bagi banyak fasilitas kesehatan, karena ketersediaan yang masih terbatas.

"Dari awal kami fokus pada tes. Karena virus ini unik, gejalanya tidak khas, bahkan ada yang asimptomatik (tanpa gejala). Ada yang datang dengan diagnosa penyakit lain, tettapi setelah dirawat ternyata Covid-19," jelas Caroline.

Rumitnya suplai bahan dan RT PCR

Persoalan tes deteksi virus corona cukup pelik, sebab, proses tes PCR di laboratorium cukup rumit dan memakan waktu.

Caroline mengatakan hal ini yang tidak banyak dipahami oleh masyarakat. Di awal kasus Covid-19, diakuinya reagen untuk menyuplai tes di laboratorium sangat sulit diperoleh.

Tenaga medis dari Siloam Hospitals Group melakukan uji cepat (rapid test) kepada warga dengan skema drive thru di Jalan Puri Abadi, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (18/4/2020). Uji cepat ini dilakukan dalam upaya mendukung usaha pemerintah menekan laju penyebaran wabah Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tenaga medis dari Siloam Hospitals Group melakukan uji cepat (rapid test) kepada warga dengan skema drive thru di Jalan Puri Abadi, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (18/4/2020). Uji cepat ini dilakukan dalam upaya mendukung usaha pemerintah menekan laju penyebaran wabah Covid-19.

Baca juga: Setelah Rapid Test, Tes PCR Diperlukan untuk Pastikan Virus Corona

"Kami lalu mencari reagen, setelah dapat ternyata tidak cukup reagen. Kita juga perlu alat swab, yang ternyata itu juga sangat kurang sekali stoknya di Indonesia," ungkapnya.

Tantangan lainnya, setelah swab dan reagen dapat terpenuhi, ternyata proses tes PCR di laboratorium juga sangat rumit. Proses ekstraksi yang tidak banyak diketahui masyarakat, membutuhkan waktu yang cukup lama.

Hingga saat ini, sudah ratusan pasien yang telah dirawat RS Siloam, di dua rumah sakit khusus untuk perawatan pasien Covid-19.

Rumah sakit ini sedikitnya mengerahkan 1.000 perawat terampil yang terlatih menangangi pasien emergency dan ICU, serta sejumlah dokter spesialis untuk merawat pasien positif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com