KOMPAS.com - 10 tahun terakhir merupakan dekade dengan suhu panas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut ahli meteorologi, di tahun 2020 ini kita masih melanjutkan tren tersebut.
Analisis suhu selama kuartal pertama tahun 2020 menempatkan tiga bulan pertama (Januari-Maret) sebagai periode terpanas kedua sejak 1998. Kuartal pertama ini pun memberi gambaran untuk sembilan bulan ke depan.
Administrasi kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) memprediksi bahwa tahun 2020 memiliki peluang 74,67 persen menjadi tahun terpanas.
Kemudian memiliki peluang 99,94 persen menjadi kandidat lima besar tahun terpanas, dan lebih dari 99,99 persen masuk dalam 10 tahun terpanas.
Baca juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Hingga Awal Mei
Dilansir IFL Science, Rabu (28/4/2020), pada bulan Maret 2020, Bumi lebih hangat dibanding rata-rata bulan sebelumya.
Secara khusus, bagian timur AS dari pegunungan Rocky, Asia Tengah dan Asia Timur, kemudian bagian selatan Amerika Selatan mencatat suhu 2,0 derajat Celsius lebih tinggi dibanding rata-rata bulan sebelumnya sejak 1998.
Suhu panas selama bulan Maret tercatat di 42 juta kilometer persegi. Itu sekitar 8,17 persen luas permukaan Bumi.