Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG


KOMPAS.com - Lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona. Tes corona secara massal terus dilakukan untuk mendeteksi orang-orang dengan Covid-19.

Rapid test selama ini diklaim paling cepat mendeteksi infeksi Covid-19 sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Namun, rapid test merupakan tes yang lebih menyasar pada antibodi terhadap virus corona. Selanjutnya, diperlukan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan seseorang negatif atau positif Covid-19.

Sensitivitas tes PCR lebih tinggi dalam mendeteksi RNA virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, hanya dari kapas yang mengandung sampel swab pasien.

Baca juga: Masih Bingung Rapid Test Corona atau Tes PCR, Ini Penjelasan Ahli

Sayangnya, tes PCR dinilai masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengetahui hasilnya. Sebab, ketika angka kasus melonjak, para laboran harus bekerja lebih keras.

Baru-baru ini, para peneliti melaporkan sebuah studi di ACS Nano. Mereka melaporkan telah mengembangkan diagnostik tes virus corona yang berpotensi lebih akurat berdasarkan penginderaan fototermal plasmonik.

Melansir Phys, Kamis (16/4/2020), para ahli kesehatan sepakat bahwa pengujian tes ini dapat diperluas guna mengendalikan penyebaran Covid-19.

Sebab, pengujian di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat, telah jauh tertinggal karena terbatasnya persediaan beberapa reagen.

Baca juga: AS Mulai Tes Darah untuk Pastikan Berapa Banyak yang Terinfeksi Corona

Bahkan, tumpukan sampel tes corona masih menunggu pengujian dari mesin PCR, sedangkan jumlah personel laboratorium masih terbatas.

Alternatif untuk tes PCR

Jing Wang dan rekan-rekannya ingin mengembangkan tes Covid-19 yang lebih cepat dan lebih akurat untuk mendeteksi virus corona, SARS-CoV-2.

Para peneliti ini berharap tes corona tersebut dapat menjadi alternatif praktis untuk tes PCR.

Pengetesan di Victoria akan diperluas terhadap siapa saja yang memiliki gejala seperti terkena virus corona. Reuters/Vasily Fedosenko Pengetesan di Victoria akan diperluas terhadap siapa saja yang memiliki gejala seperti terkena virus corona.

Baca juga: Mengapa Tes Deteksi Virus Corona Pakai PCR Lebih Lama, Ini Alasannya

Tes ini didasarkan pada teknik yang disebut dengan resonansi plasmon pada permukaan terlokalisasi.

Teknik ini diklaim dapat mendeteksi interaksi antara molekul pada permukaan struktur nano logam yang dibangun sebagai perubahan lokal dalam indeks bias.

Metode tes ini, kata peneliti, dilakukan dengan membuat probe DNA yang mengenali secara spesifik sekuens RNA SARS-CoV-2 dan melekatkannya pada nanopartikel emas.

Saat ditambahkan potongan-potongan genom virus, RNA akan terikat pada probe komplementer.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Teknologi PCR Temuan Mullis untuk Hadapi Corona

Tim menggunakan laser untuk memanaskan partikel nano tersebut, sehingga dapat mengurangi potensi hasil palsu positif Covid-19.

Dengan cara ini, para peneliti dapat membedakan antara SARS-CoV-2 dan kerabat dekatnya, SARS-CoV-1.

Pengujian ini mendeteksi jumlah RNA virus corona dari swab hanya dalam hitungan menit.

Meskipun tes corona tersebut masih perlu diuji pada RNA virus SARS-CoV-2, tetapi menurut peneliti, tes ini dapat menjadi alternatif tes berbasis PCR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com