Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2020, 09:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Jumat (10/4/2020), Korea Selatan melaporkan bahwa 91 pasien Covid-19 yang diyakini sudah sembuh, ketika dites lagi menggunakan PCR beberapa hari kemudian hasilnya positif. Ini artinya mereka terinfeksi virus SARS-CoV-2 lagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mendapat laporan tentang hal ini. Mereka pun bergegas menyelidiki laporan tersebut.

Pengumuman itu disampaikan oleh juru bicara WHO pada Sabtu (11/4/2020).

"Kami sudah mengetahui laporan tentang pasien COvid-19 yang dites menggunakan PCR hasilnya negatif, kemudian setelah beberapa hari kemudian dites lagi hasilnya positif," ujar juru bicara WHO kepada Reuters.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Minuman Panas Dapat Lindungi Tubuh dari Corona

Pedoman WHO mengenai manajemen klinis, merekomendasikan pasien Cpvid-19 yang pulih secara klinis untuk dites menggunakan PCR sebaganyak dua kali, dilakukan setidaknya dalam rentang waktu 24 jam terpisah.

Jika kedua hasil tes PCR negatif, pasien baru diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Dilansir Business Insider, Senin (13/4/2020), pasien Covid-19 di Korea Selatan juga menjalankan prosedur ini. Namun ketika dites beberapa hari kemudian, hasilnya positif lagi.

Para pejabat kesehatan Korea Selatan mengatakan mereka akan meluncurkan penyelidikan epidemiologis untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi.

Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, mengatakan dalam sebuah briefing berita bahwa virus itu mungkin telah "aktif kembali". Bukan pasien terinfeksi untuk kedua kalinya.

"Kami saat ini lebih menekankan reaaktivitas sebagai kemungkinan penyebabnya. Kami sedang melakukan studi komprehensif tentang ini," kata Jeong diberitakan Bloomberg, Senin (13/4/2020).

"Ada banyak kasus yang menunjukkan pasien Covid-19 ketika hari ini dites hasilnya negatif, beberapa hari kemudian positif."

Seorang dokter membetulkan posisi kacamata pelindung saat berada di salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Seorang dokter membetulkan posisi kacamata pelindung saat berada di salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Jumlah pasien yang diyakini telah bersih dari virus corona baru kemudian dites lagi dan hasilnya positif melonjak dari 51 menjadi 91. Lonjakan ini terhitung sejak Senin hingga Jumat pekan lalu.

WHO sendiri mengumumkan akan menyelidiki laporan tersebut. Mereka berjanji akan bekerja keras untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kasus tersebut.

"Penting untuk memastikan bahwa ketika sampel dikumpulkan untuk diuji, prosedur dan ketentuan benar-benar dilaksanakan," kata juru bicara WHO.

Menurut WHO, penelitian saat ini menunjukkan bahwa pasien Covid-19 ringan mengalami periode sekitar dua minggu dari timbulnya gejala sampai pemulihan.

Namun masih belum jelas kenapa pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, kemudian dites lagi beberapa hari kemudian hasilnya positif.

"Karena Covid-19 adalah penyakit baru, kami membutuhkan lebih banyak data epidemiologis untuk menarik kesimpulan," tambah jubir WHO.

Menurut data Worldmeters, hingga Senin (13/4/2020) pagi, ada lebih dari 423 ribu orang sudah dinyatakan sembuh.

Kata ahli penyakit menular

Pakar penyakit menular dr Anthony Fauci yang merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease percaya bahwa pasien yang sembuh dari Covid-19 akan terlindungi dari infeksi ulang.

"Orang yang telah terinfeksi virus akan mengembangkan antibodi yang dapat melawan virus corona jika terpapar lagi. Ini membuat pasien Covid-19 yang sudah sembuh kebal dari virus corona," kata Fauci seperti diberitakan Business Insider.

Kendati demikian, belum ada yang mengetahui berpaa lama antibodi virus corona itu akan bertahan di tubuh manusia.

Belum lama ini Fauci mengatakan bahwa orang yang pulih dari Covid-19 kemungkinan akan kebal seandainya gelombang infeksi kedua menyebar di awal musim gugur.

Tetapi studi awal tentang kekebalan virus corona menunjukkan bahwa tidak semua pasien yang pulih mengembangkan antibodi yang diperlukan untuk melindungi diri dari virus.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com