Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar

Kompas.com - 12/04/2020, 12:03 WIB
Monika Novena,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan dari Taman Zoologi Nasional dan Institut Biologi Konservasi Smithsonian telah mengindentifikasi enam virus baru yang berada dalam keluarga yang sama dengan virus corona penyebab SARS-CoV-2. Enam virus tersebut terdeteksi pada kelelawar bebas yang hidup di Myanmar.

Virus corona sendiri merupakan sekelompok virus yang mengandung patogen yang menyebabkan beberapa penyakit seperti SARS, MERS, dan Covid-19.

Meski masih dalam satu keluarga, namun enam virus baru tersebut menurut peneliti tak terkait erat secara genetik dengan patogen yang menyebabkan 3 penyakit di atas.

Baca juga: Ahli Sebut Pemusnahan Kelelawar Massal untuk Cegah Corona Salah Besar

Dalam studi terbaru ini, peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit menular yang berpotensi melompat dari hewan ke manusia. Para peneliti kemudian mengambil sampel air liur serta guano (kotoran kelelawar) dari lebih 400 kelelawar yang mewakili 11 spesies.

Sampel diambil dari tiga lokasi di Myanmar antara Mei 2016 dan Agustus 2018. Lokasi yang dipilih berdasarkan peluang interaksi manusia-hewan yang tinggi.

"Dua dari lokasi merupakan gua yang populer, digunakan sebagai praktik keagamaan, ekowisata serta mencari guano," Marc Valitutto peneliti dari Taman Zoologi Nasional dan Institut Biologi Konservasi Smithsonian seperti dikutip dari Live Science, Minggu (12/4/2020).

Ilustrasi kelelawar buah. Dok. Shutterstock Ilustrasi kelelawar buah.

Ilmuwan pun mendeteksi adanya enam virus corona yang belum pernah diketahui sebelumnya dalam sampel yang mereka kumpulkan. Identifikasi tersebut mayoritas berasal dari sampel guano. Hasil tersebut menunjukkan jika guano atau kotoran kelelawar bisa menjadi rute penularan penting virus corona ke manusia.

Tetapi perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi enam virus ini untuk pindah ke spesies lain serta bagaimana mereka dapat berdampak pada kesehatan manusia.

"Banyak virus corona mungkin tidak menimbulkan risiko bagi manusia. Tapi kalau bisa mengidentifikasi virus corona sejak dini pada hewan maka akan ada peluang berharga untuk menyelidiki ancamannya," ungkap Suzan Murray, direktur Program Kesehatan Global Smithsonian.

Baca juga: Kelelawar Inang Virus SARS, Hendra hingga Covid-19, Ahli Peringatkan

Terlepas dari potensi untuk menyebarkan penyakit menular ke manusia, kelelawar juga punya peran penting tak terbantahkan dalam ekosistem.

"Mereka melakukan penyebaran benih, penyerbukan, pengendalian populasi serangga, serta pemupukan melalui feses," tambah peneliti.

Jadi dengan menyadari peran kelelawar bagi ekosistem serta reservoir alami dari banyak patogen zoonosis akan meningkatkan kemampuan untuk melakukan pencegahan dan menanggapi potensi ancaman kesehatan masyarakat.

"Harus ada upaya untuk melindungi orang dari penularan penyakit dan langkah-langkah supaya manusia dan kelelawar bisa hidup berdampingan," sebut peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, Kamis (9/4/2020).

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com