Lebih Banyak dari Februari, Selama Maret Indonesia Diguncang 965 Gempa

KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat selama bulan Maret 2020 wilayah Indonesia telah diguncang gempabumi tektonik sebanyak 965 kali.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan bulan Februari yang hanya tercatat ada 779 kejadian gempa.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, gempa dengan kekuatancukup kuat, yakni lebih dari M 5,0, terjadi sebanyak 16 kali.

"Jumlah ini menurun dari bulan sebelumnya. Februari ada sebanyak 27 kali (gempa)," kata Rahmat dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: BMKG Ungkap Februari 2020, Indonesia Diguncang 779 Kali Gempa Tektonik

Sementara itu, gempa dengan kekuatan kurang dari M 5,0 tercatat mendominasi kejadian gempa di Indonesia, yakni terjadi sebanyak 949 kali.

Gempa dengan kekuatan kecil ini jumlahnya meningkat dibanding bulan Februari yang hanya tercatat ada 752 kali guncangan.

Selain itu, terdapat sejumlah gempa dengan guncangan yang dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 60 kali. Jumlah ini menurun dari bulan sebelumnya Februari, yakni sebanyak 76 kali.

Selama bulan Maret 2020 terjadi gempa merusak satu kali, yaitu Gempa Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dengan kekuatan M 5,1 pada 10 Maret 2020 pukul 17.18 WIB.

"Gempa destruktif ini menyebabkan lebih dari 700 bangunan rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal dan sekitarnya," ujar dia.

Daftar wilayah yang diguncang gempa selama Maret 2020

Berikut daftar wilayah di Indonesia yang aktif terjadi gempabumi selama periode bulan Maret 2020:

BMKG Peta sebaran gempa selama Maret 2020 di Indonesia. Menurut BMKG, terdapat 965 kali guncangan gempa selama Maret 2020 di Indonesia.

1. Aceh dan Nias
2. Lampung, Selat Sunda, dan Jawa Barat
3. Bali, Lombok, dan Sumba
4. Alor dan Kupang
5. Ambon dan Seram
6. Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara
7. Laut Maluku
8. Mamberamo Papua

Terkait adanya peningkatan aktivitas gempabumi pada bulan Maret 2020, masyarakat diimbau agar tetap tenang.

Fenomena naik turun atau fluktuasi jumlah aktivitas gempa bulanan semacam ini merupakan hal biasa.

"Namun demikian sebaiknya kita tetap waspada mengingat wilayah kita memang merupakan kawasan rawan gempa, sehingga gempa kuat dapat terjadi kapan saja," kata Daryono, Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG.

Baca juga: Bukan Disebabkan Sesar Palu-Koro, Ini Pemicu Gempa Sigi 28 Maret Lalu