Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 16:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Vox


KOMPAS.com - Jumlah pasien yang meninggal akibat infeksi virus corona di dunia terus bertambah, termasuk di Indonesia dengan angka kematian karena Covid-19 hingga 157 kasus.

Wabah yang pertama kali muncul di Wuhan, China, ini telah membuat ribuan orang di negara tersebut meninggal akibat virus corona, SARS-CoV-2.

Menurut para ahli kesehatan dunia, tingginya angka kematian di sejumlah negara episentrum virus corona kemungkinan karena subkelompok pasien dengan Covid-19 yang parah memiliki sindrom badai sitokin (cytokine storm syndrome).

Baca juga: 3 Hal yang Terlewat di Balik Tingginya Presentase Kematian Corona di Indonesia

Melansir Vox, Kamis (2/4/2020), sejumlah studi penting yang dilakukan di China menyebutkan, pasien yang meninggal karena Covid-19 bisa jadi disebabkan oleh sistem kekebalan mereka sendiri.

Kematian akibat Covid-19 bukan dari virus itu sendiri, melainkan akibat dari sindrom badai sitokin.

Respons kekebalan tubuh tidak terkendali

Bagaimana badai sitokin ini dapat menyebabkan kematian pada pasien Covid-19?

Selama badai sitokin, respons imun tubuh yang berlebihan dapat merusak jaringan organ paru yang sehat. Ini menyebabkan gangguan pernapasan akut dan kegagalan multi-organ.

Apabila tidak segera diobati, sindrom badai sitokin ini dapat berakibat fatal pada pasien Covid-19.

Baca juga: Angka Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi, Apa Sebabnya?

Pasien dalam penelitian lain setelah terinfeksi virus corona kemudian mengembangkan sindrom badai sitokin di tubuhnya, ternyata ironisnya memiliki cacat kekebalan genetik.

Hal itu mengakibatkan respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali.

Selama dua dekade terakhir, banyak yang telah dipelajari tentang diagnosis dan pengobatan sindrom badai sitokin.

Bagi para profesional medis, penting sekali untuk mengetahui sindrom ini pada pasien positif virus corona agar siap mengidentifikasi dan mengobatinya.

Sebab, kesiapan dalam mengidentifikasi sindrom badai sitokin ini dapat membantu mengurangi jumlah kematian secara signifikan dari Covid-19.

Faktor penyebab sindrom badai sitokin

Dalam mengobati badai sitokin yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti infeksi virus atau penyakit autoimun lainnya, tingkat kematian pasien yang menderita sindrom ini berkurang hingga 27 persen.

Dalam kasus Covid-19 dengan gejala yang ringan, dapat saja berubah menjadi infeksi yang lebih parah, jika pasien diketahui memiliki sindrom badai sitokin ini.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian pada Pasien Covid-19, Apa Itu Badai Sitokin?

Sindrom badai sitokin ini memiliki banyak nama, tetapi mereka berbagi patologi dari respons imun tubuh yang terlalu aktif dan mengarah pada sindrom disfungsi multi-organ yang fatal (MODS).

Faktor risiko mengapa seseorang yang sebelumnya sehat menjadi sakit parah belum diketahui.

Namun, ada beberapa faktor utama yang menyebabkannya, salah satu yang utama adalah mutasi genetik. Faktor ini dapat menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi.

Sementara itu, di tengah pandemi virus corona ini, para tenaga medis perlu merawat pasien-pasien Covid-19 hanya berdasarkan keparahan penyakit mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Vox
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com