Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Johns Hopkins Adopsi Metode Antibodi dari Abad 19 pada Covid-19

Kompas.com - 16/03/2020, 17:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Para peneliti di dunia tengah sibuk membuat obat untuk Covid-19. Seperti yang dilakukan para pakar medis di Johns Hopkins University yang mengadopsi metode antibodi dari akhir abad ke 19 untuk obati virus corona.

Para pakar medis ini mengambil darah pasien yang pulih dari virus corona. Sampel ini diteliti untuk digunakan dalam perawatan dalam membantu melindungi manusia dari pandemi Covid-19 yang saat ini menyebar di seluruh dunia.

Dalam sebuah makalah baru, melansir Science Alert, Senin (16/3/2020), para ahli penyakit menular menjelaskan bagaimana antibodi virus yang terkandung dalam serum darah pasien yang sembuh dari virus corona, dapat disuntikkan ke orang lain.

Metode ini menawarkan para pasien Covid-19 perlindungan jangka pendek. Pengobatan medis yang telah lama ada ini, disebut dengan antibodi pasif.

Baca juga: Panduan Mencegah Virus Corona bagi Kelompok Paling Rentan Terinfeksi

Bahkan, ternyata pengobatan ini sudah ada sejak akhir abad 19 dan secara luas digunakan selama abad ke 20 untuk membantu membendung wabah campak, polio, gondong dan influenza.

Para ahli meyakini metode yang dikembangkan pada tahun 1890-an ini dapat menjadi alat penting dan praktis untuk memerangi Covid-19 saat ini.

Tim peneliti dari Johns Hopkins University berpendapat dalam penelitian baru ini, terapi antibodi juga dapat dilakukan pada kondisi darurat.

"Penempatan opsi ini tidak memerlukan penelitian atau pengembangan. Itu bisa digunakan dalam beberapa minggu karena bergantung pada praktik standar bank darah," kata ahli imunoloi Arturo Casadevall.

Baca juga: Pandemi Virus Corona, Bagaimana Indonesia Bersikap Hadapi Covid-19?

Agar pengobatan dapat bekerja, pasien virus corona yang sudah sembuh perlu menyumbangkan darah mereka setelah pulih dari Covid-19. Selama fase ini, serum darah akan mengandung sejumlah besar antibodi alami yang diproduksi memerangi virus SARS-CoV-2.

Antibodi alami dari pasien yang sembuh dari Covid-10

Setelah tubuh mereka memproduksi antibodi alami ini sebagai respons terhadap patogen, antibodi tersebut dapat tetap beredar dalam darah selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah infeksi.

Kendati demikian, antibodi ini tidak hanya berguna untuk individu yang pulih dari Covid-19.

Sebab, apabila serum ini kembali diekstrak dan diproses lagi, maka antibodi ini dapat disuntikkan ke orang lain untuk memberi manfaat jangka pendek.

Cara ini dapat digunakan untuk pasien dengan risiko kesehatan yang serius, anggota keluarga yang tidak terinfeksi dari pasien terinfeksi atau untuk meningkatkan kekebalan petugas medis terhadap paparan patogen yang lebih besar.

"Pemberian antibodi pasif adalah satu-satunya cara untuk memberikan kekebalan langsung kepada orang yang rentan," ungkap para peneliti dalam makalah mereka.

Baca juga: Panduan Mencegah Virus Corona, Cara Cuci Tangan yang Benar

Hal itu tergantung pada jumlah dan komposisi antibodi, sehingga perlindungan yang diberikan oleh imunoglobin yang ditransfer dapat berlangsung dari minggu hingga bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com