Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Johns Hopkins Adopsi Metode Antibodi dari Abad 19 pada Covid-19

Kompas.com - 16/03/2020, 17:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Dengan mengadopsi teknik bank darah dalam menyaring jenis-jenis agen infeksi lain yang mungkin terkandung dalam darah, terapi ini bisa berisiko rendah bagi orang sehat.

Namun, terapi ini lebih baik, jika dibandingkan dengan ancaman yang melekat pada Covid-19, yang saat ini belum ada vaksin atau obat-obatan untuk menangkalnya.

Respons darurat lawan virus corona

Berdasarkan hal itu, tim ahli ini mengusulkan penggunaan serum pemulihan harus dianggap sebagai respon darurat untuk melindungi masyarakat dari Covid-19.

Para pakar menilai, tentu saja, Covid-19 menjadi pandemi berada di skala yang jauh lebih besar untuk wabah yang lebih kecil.

Baca juga: Covid-19 di Indonesia, Ahli Sebut Deteksi Virus Corona Bisa Lebih Awal

Akan tetapi, kenyataan menyedihkan itu sebenarnya akan membantu dalam menyediakan serum dari pasien sembuh.

Sebab, akan ada jumlah pasien virus corona yang pulih dalam jumlah besar yang nantinya dapat memasok darah mereka untuk menjadi serum antibodi ini.

Pada saat makalah ini ditulis, lebih dari 77.000 orang telah pulih dari Covid-19. Menurut statitistik terbaru Universitas Johns Hopkins tentang wabah, darah pasien tersebut dapat dengan mudah membantu untuk dibuat antibodi vital bagi orang lain.

"Selain protokol penahanan dan mitigasi kesehatan masyarakat, ini mungkin satu-satunya pilihan jangka pendek kami untuk merawat dan mencegah Covid-19, dan itu adalah sesuatu yang dapat kita mulai terapkan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," kata Casadevall.

Untuk itu, John Hopkins University mendanai upaya untuk mulai menyiapkan operasi terapi antibodi untuk Covid-19 di wilayah Baltimore dalam beberapa minggu mendatang.

Casadevall mengatakan para dokter di New York juga sedang menyelidiki perawatan. Sementara secara internasional, perusahaan farmasi terbesar di Jepang sedang mencari cara untuk mengembangkan obat berbasis antibodi untuk memerangi virus corona.

Tidak ada yang mengharapkan terapi antibodi pasif menjadi peluru perak untuk virus corona baru. Akan tetapi sebagai sesuatu yang dapat membantu meratakan kurva sementara selama perawatan lain dikembangkan.

Baca juga: WHO Resmi Sebut Virus Corona Covid-19 sebagai Pandemi Global

"Jelas, penggunaan serum pemulihan akan menjadi ukuran sementara yang dapat digunakan di tengah-tengah epidemi saat ini," tulis para penulis dalam makalah yang dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Investigation.

Kendati demikian, para pakar mengatakan penyebaran lokal akan memerlukan koordinasi yang besar antara entitas yang berbeda.

"Oleh karena itu, karena kami berada di tengah-tengah pandemi virus corona di seluruh dunia, kami merekomendasikan agar lembaga mempertimbangkan penggunaan darurat serum pemulihan dan memulai persiapan sesegera mungkin. Waktu adalah esensi," jelas para pakar dari Universitas Johns Hopkins ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com