Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.216 Orang Terjangkit, Ini Alasan Angka DBD di Sikka, NTT Tertinggi

Kompas.com - 13/03/2020, 08:23 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Masyarakat Sikka memiliki lomba keindahan desa. Mereka menggunakan ban bekas untuk memagari rumah atau mengubah ban itu sebagai pot tanaman.

"Sebetulnya di Sikka itu ada lomba keindahan desa. Sayangnya ban itu pada saat ini (musim hujan) jadi tempat tergenang air dan tempat nyamuk," ujarnya.

Hanya saja, ban itu tidak sepenuhnya tertutupi dengan tanah sehingga masih ada cela air tergenang saat musim hujan.

Termasuk dengan sistem pipa yang keliru dari penanaman hidroponik yang dilakukan oleh masyarakat, malah jadi tempat air tergenang saat musim hujan.

"Maksudnya baik, buat hidroponik, tapi malah jadi tempat hidup nyamuk," tuturnya.

Baca juga: Pasien DBD Capai 17.820, Ini 10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Tertinggi

4. Terlambat ke rumah sakit

Presentasi angka kematian di Sikka dianggap mengkhawatirkan karena menjadi yang tertinggi di antara wilayah lainnya pada awal tahun 2020 ini.

Meskipun persiapan pelayanan di rumah sakit setempat baik, kata Nadia, masih banyak warga yang abai sakit saat sudah diberikan rujukan dari puskesmas agar segera ke rumah sakit.

Umumnya adalah alasan akses ke rumah sakit rujukan di Kota Maumere cukup jauh dari Sikka, tetapi jika dibiarkan dan terlambat, akhirnya pasien DBD akan sulit diselamatkan.

"Tidak semua puskesmas punya kemampuan sama pelayanannya. Ada pasien yang tidak mau dirujuk terutama pasien anak. Begitu dirawat dan harusnya dirujuk tapi tidak mau keluarganya, pas sudah kelewat sakitnya baru mau dirujuk," kata dia.

Dicontohkan Nadia, ada kejadian seorang anak yang lagi proses untuk dirujuk kembali ke rumah sakit, yang awalnya menolak rujuk, pasien itu terlambat dan meninggal baru masuk UGD rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com