KOMPAS.com - Dalam era perubahan iklim yang semakin mendesak, upaya untuk mengatasi peningkatan karbon dioksida dalam atmosfer telah menjadi prioritas utama.
Sejumlah teknologi baru sedang dalam pengembangan aktif dengan tujuan untuk menjaga suhu global agar tetap di bawah 1,5 derajat Celsius, yang dianggap sebagai titik batas kritis untuk menghindari dampak paling buruk dari perubahan iklim.
Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change, tindakan yang diperlukan adalah mengurangi emisi bahan bakar fosil secara drastis dan menghilangkan hingga 12 miliar metrik ton karbon per tahun dari atmosfer menjelang pertengahan abad ini.
Strategi untuk mengatasi emisi karbon
Dilansir dari National Geographic, Kamis (2/11/2023), 12 pendekatan ini dianggap sebagai strategi yang paling mungkin berhasil untuk mengatasi emisi karbon, diantaranya:
1. Mendorong pertumbuhan hutan
Dengan alamiahnya menyerap karbon, hutan dapat diperluas dengan cara melakukan reboisasi di daerah yang sebelumnya ditumbuhi oleh pohon dan menanam pohon baru di wilayah yang sebelumnya tidak memiliki pepohonan.
Karena pohon memiliki usia panjang, karbon yang diserap oleh hutan dapat terakumulasi selama berabad-abad.
2. Penangkapan langsung dari udara
Melalui penggunaan kipas raksasa yang mengarahkan udara atmosfer ke dalam pelarut cair dan padat yang menyerap dan memenjarakan karbon dioksida.
Karbon dioksida kemudian dapat dikelola atau disimpan di bawah tanah.
Teknologi penangkapan langsung dari udara merupakan salah satu metode penghilangan karbon yang paling mahal.
3. Pemanfaatan biomassa
Tanaman yang secara alami menyerap karbon dioksida selama pertumbuhannya dibudidayakan, dipanen, dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Karbon dioksida yang dihasilkan selama proses konversi ini dapat terperangkap dan disimpan, namun perlu pengelolaan yang cermat untuk mencegah kebocoran.
4. Mineralisasi karbon
Selama jangka waktu geologis, beberapa jenis batuan, seperti basal, secara alami bereaksi dan berikatan dengan karbon di atmosfer.
Teknologi skala industri dapat mempercepat dan memperkuat pengikatan ini di lapisan batuan bawah tanah atau limbah pertambangan permukaan.
5. Pertanian berkelanjutan
Dengan manajemen yang tepat, tanah pertanian juga dapat menyerap karbon.
Alih-alih mengolah seluruh lahan, teknik pertanian yang ditargetkan dapat membantu menjaga karbon tetap terkunci dalam tanah.
Menanam tanaman penutup tanah antara musim tanam juga dapat mengurangi pelepasan karbon dari lahan pertanian.
6. Konservasi ekosistem pesisir
Rawa asin, padang lamun, dan habitat pesisir lainnya berfungsi sebagai penyerap karbon alami.
Dengan melestarikan dan memulihkan ekosistem ini, yang terancam oleh pembangunan dan kenaikan permukaan laut, kita juga dapat mencegah erosi dan melindungi spesies pesisir.
7. Pemanfaatan lautan
Karbon dioksida dihilangkan langsung dari air laut melalui penggunaan arus listrik.
Arus ini juga dapat memecah molekul air, meningkatkan pH, sehingga meningkatkan kapasitas penyerapan karbon.
8. Pemupukan laut
Dengan menambahkan nutrisi seperti besi, fosfor, dan nitrogen ke permukaan air, kita dapat memperkuat kemampuan fitoplankton untuk menyerap karbon dioksida melalui fotosintesis.
Meningkatkan rantai makanan di tingkat dasar ini akan memperluas kapasitas penyimpanan karbon dalam kehidupan laut.
9. Restorasi ekosistem laut
Mendorong pergerakan karbon dari permukaan laut ke dasar laut melalui arus dan rantai makanan laut dengan cara memulihkan ekosistem laut.
Ketika tumbuhan dan hewan seperti rumput laut dan paus mati, karbon dalam biomassa mereka akan tenggelam ke dasar laut.
10. Penanaman rumput laut di bawah air
Rumput laut dapat menyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis.
Dengan membudidayakan rumput laut yang kaya karbon dan kemudian menenggelamkannya ke dasar laut, kita dapat menyimpan CO2 atau secara alami mengubahnya menjadi sedimen.
Manfaatnya termasuk oksigenasi air laut dan peningkatan kesehatan garis pantai.
11. Mineralisasi di lautan
Sama seperti mineralisasi karbon di darat, proses karbonisasi alami di lautan dapat dipercepat dengan menambahkan zat basa (non-asam).
Proses ini akan menarik karbon dari lautan dan menguncinya dalam batuan dan sedimen.
12. Pompa air laut
Upwelling buatan akan mengalirkan air dingin dan kaya nutrisi dari dalam laut ke permukaan, meningkatkan produksi fitoplankton.
Downwelling akan mengirimkan air permukaan yang mengandung oksigen ke kedalaman, mencegah terbentuknya zona mati di wilayah pesisir.
Tantangan dalam mengatasi emisi karbon
Dilansir dari Environmental and Energy Study Institute, Kamis (2/11/2023), terdapat sejumlah kekhawatiran dan risiko yang perlu diperhatikan dalam penanganan karbon.
Proses penghilangan karbon alami dapat memakan biaya besar, membutuhkan lahan yang luas, dan berlangsung dengan kecepatan yang relatif lambat dalam menyerap CO2.
Penggunaan teknologi untuk penghilangan karbon juga memerlukan investasi yang signifikan. Perlu ditingkatkan secara global dengan segera, dan berpotensi memiliki implikasi moral yang kompleks.
Biaya terkait dengan penghilangan karbon alami, seperti peraturan dan alokasi lahan, mungkin signifikan.
Penghilangan karbon melalui teknologi juga memerlukan investasi besar dan harus disertai dengan kerangka regulasi yang kuat.
Beberapa pandangan menganggap bahwa mengandalkan penghilangan karbon sebagai solusi tunggal mungkin merupakan pendekatan yang belum teruji dan tidak realistis dalam menghadapi perubahan iklim.
https://www.kompas.com/sains/read/2023/11/05/140000523/atasi-perubahan-iklim-12-strategi-menangkap-karbon-