Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Persiapan Misi Bulan, Ahli Mulai Merancang Pembangunan Jalan di Bulan

KOMPAS.com - Persiapan misi untuk mendarat di Bulan terus dipersiapkan. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi saat menjalankan misi tersebut.

Dalam persiapan misi Bulan dengan berbagai rencana untuk menjadikan satelit Bumi ini sebagai pangkalan untuk misi jelajah luar angkasa di masa depan, ada banyak tantangan yang harus dihadapi.

Sebab, Bulan bukanlah tempat yang ramah, dikutip dari IFL Science, Jumat (13/10/2023) .

Tanah Bulan yang disebut regolith adalah kumpulan partikel berdebu yang tajam, abrasif, dan mungkin beracun yang dapat menempel pada pakaian antariksa, merusak peralatan, dan bahkan dapat menyebabkan astronot mengalami reaksi alergi terhadapnya.

Ini pernah terjadi pada Harrison Schmitt, astronot Apollo 17, yang mengalami reaksi alergi karena regolith Bulan.

Dengan kondisi tersebut, akan lebih mudah bagi astronot untuk bekerja dan mendarat di tempat yang permukaan padat, misalnya dengan membangun jalan di Bulan.

Saat ini, para peneliti telah menemukan cara untuk melakukan hal tersebut.

Membangun jalan untuk misi Bulan

Tim peneliti melakukan percobaan untuk membuat permukaan padat di Bulan dengan menggunakan simulasi.

Dalam simulasi itu peneliti menggunakan laser karbon dioksida untuk melihat apakan mereka dapat melelehkan regolith Bulan menjadi sesuatu yang lebih aman dan kokoh.

Dilansir dari New Scientist, peneliti menggunakan laser 12 kilowatt untuk memanaskan bubuk yang terbuat dari plagioklas, olivin, dan piroksen, yang dikembangkan sebagai pengganti regolith.

Pada suhu 1200 derajat Celsius, debu memadat dan berubah menjadi struktur kaca berwarna hitam dengan kuat tekan sebanding dengan beton, sehingga dapat digunakan sebagai permukaan jalan.

"Ini membuat transportasi di bulan lebih mudah,” kata Miranda Fateri dari Universitas Aalen di Jerman.

Eksperimen sebelumnya telah menggunakan laser untuk memadatkan replika tanah di Bulan, namun Fateri mengatakan sinar selebar 10 Cm, milik timnya adalah yang terlebar yang pernah digunakan.

Peneliti kemudian menggunakan laser untuk membuat bentuk segitiga yang saling bertautan dari tanah bulan, berukuran 25 Cm di setiap sisinya.

Mereka membayangkan bahwa bentuk-bentuk ini dapat diletakkan di permukaan bulan seperti ubin untuk membuat jalan yang dapat dilalui kendaraan.

Hal ini tidak hanya membuat berkendara lebih mudah, tetapi juga mencegah debu bulan beterbangan dan merusak peralatan.

Hanya saja peneliti menyebut penggunaan laser di Bulan untuk membuat jalan mungkin sulit.

Sehingga peneliti mencoba opsi lain yakni dengan memakai lensa sebesar 1,5 meter untuk memfokuskan sinar matahari dan menghasilkan efek yang serupa.

Di masa depan peneliti berencana menyelidiki apakah material mereka juga dapat digunakan untuk pendaratan atau landasan peluncuran di Bulan.

"Jika Anda mendarat di tanah Bulan yang gembur akan menimbulkan banyak debu. Kami membutuhkan landasan pendaratan," tambah Fateri.

Simulasi pembuatan jalan di Bulan ini telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/15/110000123/persiapan-misi-bulan-ahli-mulai-merancang-pembangunan-jalan-di-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke