Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Legenda Prajurit Wanita Amazon, Benarkah Ada di Dunia Nyata?

KOMPAS.com - Selama ini, prajurit wanita Amazon yang kuat dan pemberani layaknya Wonder Woman dianggap tak lebih dari isapan jempol dan sebatas mitologi Yunani kuno semata.

Namun apakah benar demikian adanya?

Dalam mitologi tersebut, Amazon adalah suku yang terdiri dari perempuan ahli berperang, serta terampil dalam berkuda dan menggunakan senjata.

Suku Amazon dalam mitologi Yunani ini, kemungkinan berakar dari Persia kuno yang saat ini termasuk dalam wilayah Iran.

Dikutip dari Live Science, Jumat (2/9/2022) sejarawan modern berasumsi, bahwa prajurit wanita Amazon yang pertama kali didokumentasikan oleh penyair Homer pada abad ke delapan SM merupakan fantasi.

Tapi bukti-bukti arkeologis mengatakan hal yang lain.

Pada tahun 1990-am, arkeolog mengidentifikasi kerangka perempuan kuno yang terkubur di kuburan prajurit.

Beberapa kerangka ditemukan pula dengan luka akibat pertempuran, seperti mata panah yang tertanam di tulang mereka. Kerangka juga dikubur dengan senjata, seperti yang digambarkan dalam karya seni Yunani kuno.

"Berkat arkeologi, kita sekarang tahu, bahwa mitos prajurit wanita yang dulu dianggap fantasi ternyata ada di dunia nyata. Mereka adalah prajurit wanita nomaden yang mengembara di stepa," ungkap Adrienne Mayor, peneliti dari Stanford University.

Prajurit nomaden ini diketahui merupakan bagian dari kelompok suku kuno yang dikenal sebagai Scythian.

Mereka ahli menunggang kuda dan memanah serta tinggal di wilayah yang luas di padang rumput Eurasia, membentang dari Laut Hitam ke China dari sekitar 700 SM hingga 500 SM.

Scythian dikenal sebagai orang yang kuat. Mereka memiliki reputasi mampu meminum anggur murni dalam jumlah yang kuar, minum susu kuda yang difermentasi, dan bahkan mengonsumsi rami.

Orang Scythian tidak hanya eksklusif wanita, seperti dalam mitos Yunani. Orang-orang ini memang memasukkan anggota wanita untuk bergabung dengan pria dalam berburu dan berperang.

Tinggal nomaden di wilayah stepa yang keras, membuat orang Scythian ini mendapat ancaman musuh terus menerus. Jadi, masuk akal bagi semua orang untuk membantu dalam hal pertahanan tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

Lebih lanjut prajurit wanita yang ditemukan di situs pemakaman usianya bervariasi, mulai dari 10 hingga 45 tahun.

Ini menunjukkan, bahwa mereka telah dilatih sejak dini untuk menunggang kuda dan menggunakan busur, serta anak panah.

"Sejauh ini para arkeolog telah mengidentifikasi lebih dari 300 jenazah wanita pejuang yang terkubur dengan kuda dan senjata mereka," ungkap Mayor.

Orang Scythian bukan satu-satunya kelompok yang melibatkan wanita dalam peperangan dan berburu. Dan orang Yunani bukan satu-satunya orang yang menceritakan kisah tentang wanita Amazon.

"Ada cerita menarik, beberapa imajiner dan beberapa berdasarkan kenyataan, mulai dari Roma kuno, Mesir, Afrika Utara, Arab, Mesopotamia, Persia, Asia Tengah, India, dan China. Wanita yang berperang telah ada dalam budaya di seluruh dunia," papar Mayor lagi.

Mitologi suku Amazon ini rupanya juga menginspirasi tentara Spanyol Francisco de Orellana, yang kemudian memberi nama sungai di Amerika Selatan dengan sebutan Amazon yang kita kenal hingga saat ini.

Ia sendiri dikenal sebagai orang Eropa pertama yang menjelajahi Amazon pada tahun 1541.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/02/200500823/legenda-prajurit-wanita-amazon-benarkah-ada-di-dunia-nyata-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke