Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BRIN Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca Selama MotoGP Digelar di Mandalika, Apa Itu?

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Hal ini dilakukan untuk mendukung perhelatan MotoGP Mandalika, menyusul permintaan dai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

BRIN menyebutkan, langkah ini pun diambil lantaran adanya peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di wilayah NTB yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin puting beliung.

“BRIN siap berpartisipasi turut menyukseskan penyelenggaraan series MotoGP 2022 melalui dukungan operasi TMC," terang Plt Direktur Penguatan dan Kemitraan, Infrastruktur Riset dan Inovasi, Salim Mustofa dilansir dari laman resmi BRIN, Kamis (17/3/2022).

Dia menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan BNPB, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta TNI-AU guna melaksanakan operasi TMC di Mandalika pada 17 hingga 20 Maret 2022.

Teknologi modifikasi cuaca, kata Salim, bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya hujan di Sirkuit Pertamina Mandalika yang tahun ini menjadi tuan rumah salah satu series MotoGP 2022.

“Kami telah mengirimkan 15 personel dari Laboratorium Pengelolaan TMC dan Sekretariat Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi untuk menjalankan tugas negara tersebut,” ujar Salim.

Adapun operasi teknologi modifikasi cuaca di Mandalika terselenggara dengan dukungan 1 Unit armada pesawat Casa 212-200 dari Skadron 4 TNI AU Lanud Abdulrahman Saleh Malang.

Komando operasi dipegang oleh M Djazim Syaifullah, staff pelaksana dari Laboratorium Pengelolaan TMC yang ditunjuk sebagai Koordinator Lapangan untuk Operasi TMC saat Mandalika.

“Setiap harinya kami bersama BMKG selalu menganalisa data cuaca dan memonitor pertumbuhan awan dari radar untuk menentukan strategi penyemaian yang akan kami laksanakan," jelas Djazim.

"Jika sudah terpantau ada pertumbuhan awan potensial hujan yang bergerak menuju daerah target, kami segera melakukan persiapan sorti penyemaian untuk mempercepat proses hujan, supaya lebih dulu jatuh sebelum mencapai daerah target,” sambungnya.

Dipaparkan Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, Budi Harsoyo, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Mandalika ini merupakan jenis layanan yang bertujuan untuk mengurangi curah hujan (rain enhacement).

Teknologi Modifikasi Cuaca juga mulai banyak digunakan sebagai upaya mitigasi banjir maupun pengamanan pembangunan infrastruktur nasional, dan sejumlah acara kenegaraan.

“Operasi TMC di Mandalika ini merupakan operasi TMC pertama yang terselenggara di tahun 2022 pasca-transisi organisasi BRIN," ungkap Budi.

Pihaknya menyampaikan sudah menjadwalkan pelaksanaan TMC di sejumlah lokasi untuk berbagai tujuan, seperti mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat, serta pengisian waduk kaskade Citarum di Jawa Barat.


Apa itu teknologi modifikasi cuaca?

Dikutip dari laman BPPT, Minggu (20/3/2022) teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan, melalui aktivitas penyemaian awan (cloud seeding).

Awan yang dijadikan obyek penyemaian adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang banyak mengandung uap air dan berpotensi menjadi hujan.

Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat sengaja disemprotkan langsung ke dalam awan, agar proses pengumpulan butiran tetes air di dalamnya dimulai.

Sementara itu, pelepasannya dapat dilakukan di bawah dasar awan maupun langsung ke dalam awan.

Penyemaian awan bertujuan untuk mempercepat proses tumbukan (collision) dan penggabungan (coalescence) yaitu butir air di dalam awan yang merupakan syarat terjadinya hujan.

Biasanya, bahan semai yang digunakan dalam operasi TMC berupa NaCl berbentuk bubuk halus dengan diameter sekitar 10 mikron. Bahan semai itu, nantinya dilepaskan ke dalam awan melalui air scoop yang terpasang di bagian bawah pesawat.

TMC juga telah menggunakan jenis bahan semai baru berbentuk flare yang padat, dan dikemas dalam tabung untuk dibawa pesawat di dalam rack mounting yang terpasang pada bagian sayap pesawat.

Untuk proses pelepasan partikel higroskopisnya ke dalam awan melalui proses pembakaran. Asap yang keluar dari flare yang terbakar tersebut selanjutnya diarahkan masuk ke dalam awan, sehingga penyemaian dilakukan pada bagian dasar awan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/20/173000323/brin-gunakan-teknologi-modifikasi-cuaca-selama-motogp-digelar-di-mandalika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke