Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Diketahui Ahli tentang Varian Omicron dari Afrika Selatan?

Apa saja yang sudah diketahui dan belum tentang varian ini?

Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan telah terdeteksi di Eropa dan Asia.

Varian ini membuat masyarakat dan peneliti khawatir karena mampu menyebarkan virus lebih cepat atau bahkan kebal terhadap antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.

Kabar tentang varian Omicron mendorong banyak negara mengumumkan pembatasan perjalanan pada hari Jumat (26/11/2021) dan membuat produsen vaksin mengkaji kembali apakah vaksin mereka tetap memberi perlindungan.

Mengapa ilmuwan khawatir?

Varian Omicron (B.1.1.529) diklasifikasikan sebagai variant of concern oleh WHO pada Jumat (26/11/2021) tanpa melalui kategori variant of interest (VoI) karena Omicron lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian baru Omicron disebut 500 persen lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.

"Kalau diibaratakan varian delta (yang sempat merebak beberapa waktu lalu) yang 100 persen kecepatannya lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan, ini kemungkinannya (varian baru) Omicron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya," jelas Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).

Kendati demikian, varian Delta tetap mendominasi dunia.

"Namun belum jelas apakah Omicron akan menggantikan Delta," kata Dr. Graham Snyder, direktur medis, pencegahan infeksi dan epidemiologi rumah sakit di University of Pittsburgh Medical Center seperti dilansir Reuters, Minggu (28/11/2021).

Dari penelitian sejauh ini, diketahui bahwa varian Omicron memiliki lebih dari 30 mutasi pada bagian virus yang menjadi target vaksin saat ini.

Banyaknya mutasi di area target vaksin inilah yang diduga mendorong lonjakan kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

"Mutasi Omicron cenderung membuat perawatan Covid-19 tidak efektif," kata Dr. David Ho, profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Columbia.

Pil antivirus eksperimental - seperti Paxlovid dari Pfizer Inc (PFE.N) dan molnupiravir dari Merck & Co Inc (MRK.N) - menargetkan bagian virus yang tidak berubah dalam Omicron, dan obat ini dapat menjadi lebih penting jika diinduksi vaksin dan kekebalan alami terancam.

Apa yang tidak diketahui?

Para ilmuwan butuh beberapa minggu untuk mendapat jawaban gejala yang disebabkan varian Omicron, seberapa parah penularannya, dan seberapa jauh virus Omicron ini sudah menyebar.

Namun pertanyaan terbesarnya apakah vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih bisa memberi perlindungan terhadap varian Omicron. Dan apakah orang yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 memiliki kekebalan terhadap Omicron.

Para ahli juga belum tahu apakah Omicron akan menyebabkan gejala Covid-19 lebih parah atau lebih ringan dibandingkan dengan jenis virus corona lainnya.

Respons terbaik untuk Omicron

Omicron memang belum diidentifikasi di Indonesia. Namun beberapa negara telah mengumumkan pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan.

Untuk menanggapi varian baru ini, para peneliti mengatakan bahwa vaksinasi harus tetap menjadi prioritas. Ini karena kemungkinan masih tetap protektif sampai batas tertentu.

Semua orang juga harus terus memakai masker, menghindari keramaian, perhatikan ventilasi ruangan, dan mencuci tangan.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/28/190200723/apa-yang-diketahui-ahli-tentang-varian-omicron-dari-afrika-selatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke