Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Latihan Fisik untuk Pasien Covid-19, dari OTG hingga yang Gejala Berat

KOMPAS.com - Ahli mengingatkan agar pasien maupun penyintas Covid-19 harus tetap memperhatikan dan melakukan latihan fisik atau excercise.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dr Maulana Kurniawan Budi Utama Sp.KFR dalam diskusi daring bertajuk Perubahan Fisiologis Penyintas Covid dan Exercise untuk Improvementnya, Sabtu (28/8/2021).

Maulana mengatakan, latihan fisik bagi pasien dan penyintas Covid-19 sangatlah penting, untuk meminimalisir risiko masalah fisiologis dan masalah kesehatan dalam jangka panjang.

"Excercise (latihan fisik) sangat penting untuk mengurangi efek kelelahan dan sesak napas akibat infeksi Covid-19," kata Maulana.

Setiap orang yang sehat sekalipun memiliki kemampuan yang berbeda ketika melakukan latihan fisik. Apalagi, untuk orang-orang yang sedang sakit, termasuk mengidap Covid-19.

Seperti diketahui, orang dengan infeksi Covid-19 memiliki keluhan yang berbeda. Ada yang tidak memiliki gejala sama sekali, ada pula yang bergejala ringan, hingga berat.

"Kita semua itu butuh excercise (latihan fisik), agar bisa menjaga imunitas dan mencegah dampak masalah kesehatan fisiologis lainnya," kata dia.

Pada dasarnya, kata Maulana, setiap pasien terkonfirmasi Covid-19 dari yang tidak bergejala hingga bergejala berat boleh melakukan excercise.

Namun, excercise atau latihan fisik juga harus disesuaikan dengan kondisi fisik atau kemampuan, serta gejala yang dihadapi setiap pasien tersebut.

Maulana berkata, yang terpenting pasien Covid-19 (baik yang tanpa gejala, bergejala ringan, hingga berat) dapat melakukan activity of daily living (ADL) dan latihan pernapasan.

ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari seperti ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, berpindah tempat, berjemur dan lain sebagainya.

Berikut beberapa kondisi pasien Covid-19, dan saran latihan fisik yang bisa dilakukan.

1. Orang tanpa gejala

OTG adalah kategori untuk orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes Swab PCR, tetapi tidak memiliki keluhan atau gejala apapun.

Pasien OTG diharuskan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, rumah sakit rujukan Covid-19 ataupun di fasilitas isoman yang disediakan oleh pemerintah.

Maulana menjelaskan, OTG yang tidak ada gejala dapat mulai melakukan aktivitas sehari-hari dengan mengawali istirahat selama 10 hari.

Selama itu, latihan fisik yang dapat dikerjakan oleh pasien OTG adalah melakukan ADL.

"Namun untuk olahraga (intensitas sedang hingga berat) lebih baik istirahatkan dulu. Karena meskipun OTG, kita tidak tahu apakah nantinya akan ada gejala atau tidak yang bisa jadi memperparah," ujar Maulana.

Setelah 10 hari istirahat, penyintas dapat mulai melakukan aktivitas bertahap.

2. Gejala ringan

Pasien bergejala ringan dikategorikan kepada orang yang terinfeksi Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR, dan mengalami gejala seperti demam, batuk kering atau kelelahan.

Orang yang memiliki gejala ringan tetap harus menjalankan isolasi mandiri. 

Menurut Maulana, lebih baik istirahat saja terlebih dahulu jika masih ada gejala, dan tetap lakukan ADL seperti biasa.

Setelah gejala hilang, penyintas dapat menunggu 7-10 hari masa penyembuhan. 

Jika dirasa sudah 7-10 hari masa penyembuhan, Anda dapat melakukan evaluasi ke dokter mengenai stres test atau EKG.

"Setelah itu bisa melakukan aktivitas secara bertahap," ujarnya.

3. Gejala berat

Pasien bergejala berat dikategorikan kepada orang yang terinfeksi Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR, dan mengalami sesak napas, kehilangan selera makan, kebingungan, nyeri atau tekanan di bagian dada, dan suhu tinggi di atas 38 derajat Celsius.

Bagi penyintas dengan gejala berat, sehingga harus menjalani perawatan di RS dan atau ICU, juga harus menunggu gejala benar-benar hilang, dan hanya melakukan ADL saja.

Setelah gejala hilang, tunggu selama 2 mingggu untuk masa penyembuhan.

Umumnya, kata Maulana, pasien yang memiliki gejala berat akibat infeksi Covid-19 diharuskan belajar latihan fisik yang bisa membantu pengaturan napas.


Jika sudah tidak ada gejala, Maulana berkata akan dilakukan evaluasi EKG, stress test, tes fungsi jantung, dan behavioral test.

Elektrokardiogram atau EKG adalah sebuah tes untuk mengevaluasi kesehatan jantung, termasuk mengetahui dan mengukur apakah detak jantung seseorang normal atau tidak.

"Baru setelah itu mulai aktivitas bertahap dengan supervisi, biasanya exercisenya dilakukan di rumah sakit mengantisipasi timbul gejala setelah itu," ujarnya.

Latihan fisik versi skala RPE

Maulana menganjurkan semua pasien Covid-19, baik yang masuk kategori OTG hingga bergejala berat, selama masa infeksi dan isoman untuk menghindari kegiatan olahraga intensitas ringan hingga berat.

Namun, jika kemudian isoman dan dokter penanggung jawab sudah mengizinkan untuk melakukan latihan fisik.

Maka, pasien dapat melakukan aktivitas secara bertahap dengan mengukur tingkat kemudahan aktivitas menggunakan RPE Scale (skala RPE), dari RPE 6-20 atau dari sangat mudah hingga latihan secara maksimal.

Skala RPE adalah metode penentuan intensitas berdasarkan seberapa keras latihan Anda terasa, atau skor untuk mengukur persepsi kelelahan seseorang. 

Tingkat intensitas rendah (RPE ringan atau mudah) 

Umumnya saat melakukan latihan fisik, tidak menyebabkan keirngat, kecuali cuaca sedang panas dan lembap, serta tidak ada perubahan nyata dalam pola pernapasan.

Ukuran RPE 6-8, pada fase ini dapat melakukan persiapan ke aktivitas dan olahraga, melakukan latihan napas, streching exercise dan balance exercise.

Selain itu, aktivitas seperti jalan kaki, yoga ringan, aktivitas rumah tanggan ringan juga bisa dilakukan.

Anda dapat melakukan exercise 10-15 menit/hari, kemudian lanjutkan hingga 1 minggu dan bisa berjalan 30 menit tanpa gejala yang lebih berat.

Tingkat intensitas sedang (RPE moderat atau agak keras)

Biasanya saat melakukan exercise, akan berkeringat setelah melakukan aktivitas selama kurang lebih 10 menit, pernapasan menjadi lebih dalam dan lebih sering. Namun, Anda masih dapat melakukan percakapan, tetapi tidak bernyanyi.

Aktivitas exercise dapat dimulai dengan aerobik sedang dan latihan penguatan. Biasanya dapat dikategorikan RPE 12-14, dengan langkah awalnya latihan aerobic 2 kali selama 5 menit.

Kemudian dapat dilanjutkan hingga 1 minggu, jika bisa sampai 30 menit, istirahat dan kembali sehat setelah 1 jam Anda bisa ke fase berikutnya.

Tingkat intensitas tinggi (RPE berat atau keras)

Umumnya, akan berkeringat setelah olahraga 3-5 menit, pernapasan dalam dan cepat, serta Anda hanya dapat berbicara dalam frasa pendek.


Aktivitas pada fase ini dapat lebih sering melakukan aerobik sedang dan latihan penguatan terkoordinasi.

Pada RPE 12-14 ini dapat melakukan latihan dengan perbandingan 2:1 atau dalam satu minggu bisa melakukan dua kali exercise dalam seminggu.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/30/100200523/latihan-fisik-untuk-pasien-covid-19-dari-otg-hingga-yang-gejala-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke