Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Perbedaan Gejala Covid-19 pada Orang yang Sudah Vaksin dan Belum | Evaluasi Seminggu PPKM Darurat

KOMPAS.com - Peneliti menemukan 5 gejala teratas pada orang yang terinfeksi Covid-19 saat sudah divaksin penuh, baru disuntik satu dosis, dan belum divaksin. Gejalanya berbeda-beda.

Selain itu, ahli juga memberi evaluasi terkait sepekan pelaksanaan PPKM darurat yang jatuh pada Sabtu (10/7/2021).

Di dunia maya, ada kabar viral tentang dr Lois Owien. Dia menyebut bahwa pasien Covid-19 yang meninggal karena interaksi obat. Apa sih interaksi obat itu?

Berita menarik lainnya tentang temuan kolam misterius di Italia yang sudah berusia 3.000 tahun.

Berikut rangkumannya:

1. Perbedaan gejala Covid-19 orang yang sudah divaksin penuh, vaksin satu dosis, dan belum vaksin

Vaksinasi bertujuan untuk menyiapkan antibodi dalam tubuh. Agar jika sewaktu-waktu ada patogen penyakit masuk tubuh, tubuh akan siap melawannya.

Vaksin bukan membuat kita kebal penyakit. Namun orang yang sudah divaksin dan terinfeksi penyakit, gejalanya tidak separah yang belum divaksin.

Peneliti Inggris menemukan 5 gejala teratas pada pasien Covid-19 yang sudah divaksin lengkap, baru divaksin Covid-19 sekali suntik, dan belum divaksin.

Pada orang yang sudah divaksin lengkap, jika terinfeksi gejalanya lebih ringan dan lebih cepat sembuh.

Apa saja gejalanya? Baca selengkapnya di sini:

5 Gejala Covid-19 Pada Orang yang Sudah Vaksin Lengkap, Baru Disuntik 1 Dosis, dan Tidak Divaksin

2. Sepekan PPKM darurat, ini evaluasi ahli

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berlangsung selama sepekan. Evaluasi kasus Covid-19 di Indonesia, menurut ahli, dampak PPKM masih belum menunjukkan keberhasilan.

Hal itu disampaikan Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman kepada Kompas.com, Sabtu (10/7/2021).

Dicky menjelaskan untuk melihat keberhasilan dari suatu intervensi terhadap pandemi virus corona, yang dilakukan melalui PPKM, ada dua parameter yang menentukan.

"Yaitu growth rate atau pertumbuhan kasus dan angka reproduksi (Covid-19). Dari data yang ada, kedua hal ini menunjukkan adanya peningkatan," kata Dicky.

Penerapan PPKM Darurat mulai dilaksanakan dari 3 Juli 2021 lalu dan akan berlangsung hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Selengkapnya baca di sini:

Sepekan PPKM Darurat, Begini Evaluasi Kasus Covid-19 di Indonesia Menurut Ahli

3. Dituding jadi penyebab pasien Covid-19 meninggal, apa itu interaksi obat?

Saat menjadi pembicara di acara Hotman Paris Show, dr Lois Owien mengatakan tidak percaya Covid-19 dan menyebut interaksi obat menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia.

Saat ditanya Hotman Paris, apakah orang-orang yang dikubur dengan tata cara atau protokol kesehatan itu meninggal dunia karena virus corona, dr Lois menjawab bukan karena virus.

"Interaksi antar obat. Kalau buka data di rumah sakit, itu pemberian obatnya lebih dari enam macam," kata dr Lois.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt menjelaskan bahwa interaksi obat adalah adanya pengaruh suatu obat terhadap efek obat lain, ketika digunakan bersama-sama pada seorang pasien.

"Interaksi obat itu memang sangat mungkin dijumpai. Bahkan, orang dengan satu penyakit saja, rata-rata ada yang membutuhkan lebih dari satu macam obat," kata Prof Zullies.

Terkait pernyataan dr Lois yang menyebut interaksi obat menjadi penyebab kematian pasien Covid-19, Prof Zullies menekankan bahwa tidak semua interaksi obat itu berbahaya atau merugikan.

Selengkapnya baca di sini:

Dr Lois Sebut Interaksi Obat Sebabkan Pasien Covid-19 Meninggal, Ini Penjelasan Ahli

4. Temuan kolam berusia 3.000 tahun

Temuan struktur kayu misterius di Italia yang sempat menjadi tanda tanya bagi para ahli akhirnya mulai terpecahkan.

Struktur kayu berusia 3.000 tahun itu, menurut sebuah penelitian baru merupakan sebuah kolam yang digunakan untuk memantulkan bayangan langit selama ritual keagamaan.

Hal tersebut dimaksudkan supaya orang-orang yang hadir seolah-olah sedang melihat alam lain. Struktur menyerupai kolam ini, kemungkinan dibangun antara 1436 SM dan 1428 SM.

Pada masa tersebut, ada perubahan budaya yang memperkuat gagasan bahwa kolam dibangun untuk tujuan ritual baru.

"Saat Anda mendekati kolam, Anda hanya akan melihat refleksi langit. Jadi dalam artian tertentu, Anda memasuki dunia lain," ungkap Stuart Manning, arkeolog di Cornell University dan salah satu penulis studi, seperti dikutip dari Live Science, Minggu (11/7/2021).

Selengkapnya baca di sini:

Temuan Kolam Misterius di Italia Berusia 3.000 Tahun, Apa Fungsinya?

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/12/070000623/populer-sains-perbedaan-gejala-covid-19-pada-orang-yang-sudah-vaksin-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke