Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta AstraZeneca, dari Diisukan Mengandung Tripsin Babi hingga Efek Samping

KOMPAS.com - Sejak kedatangannya ke Indonesia, vaksin Covid-19 dari produk AstraZeneca menuai banyak sekali konflik.

Terbaru, vaksin ini menimbulkan polemik karena disebut mengandung tripsin babi.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.

1. Dari Inggris

Dilansir dari Forbes, 12 Mei 2020, AstraZeneca adalah holding company atau perusahaan induk yang bergerak di bidang riset, pengembangan, dan manufaktur produk farmasi. 

Perusahaan ini didirikan pada 17 Juni 1992, dan bermarkas di Cambridge, Inggris. Produk-produk dari AstraZeneca telah banyak digunakan di bidang kesehatan, meliputi onkologi, kardiovaskular, ginjal, metabolisme, dan pernapasan.

Dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, AstraZeneca menjalin kerja sama dengan Universitas Oxford, Inggris. 

Dilansir dari laman resmi AstraZeneca, 30 April 2020, AstraZeneca dan Universitas Oxford telah mencapai kesepakatan tentang pengembangan dan distribusi vaksin Covid-19. 

Dalam kesepakatan itu, AstraZeneca akan bertanggung jawab di bidang pengembangan dan manufaktur global, serta pendistribusian vaksin AZD1222 ke seluruh dunia.

2. Vaksin vektor adenovirus simpanse

Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford adalah vaksin vektor adenovirus simpanse. 

Tim pengembang vaksin mengambil virus adenovirus (virus flu) yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Selain itu, vaksin AstraZeneca ini juga mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2.

Setelah vaksinasi, diproduksilah protein permukaan spike yang akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

2. Ada lebih dari 1,1 juta dosis di Indonesia

Lebih dari 1,1 juta dosis vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca ini tiba di Indonesia pada Senin (8/3/2021) sore melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pantauan Kompas.com dari siaran YouTube resmi Sekretariat Presiden, vaksin tiba sekitar pukul 17.45 WIB di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. 

Tampak satu kontainer besi besar mulai diturunkan dari pesawat. Ada pun jenis vaksin yang datang adalah Astrazeneca sebanyak 1.113.600 vaksin, dengan total berat 4,1 ton.

3. Mendapat izin penggunaan darurat (EUA) BPOM

Izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca ini disampaikan oleh Kepala Badan POM RI Penny K Lukito pada Konferesi Pers dalam Penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) atau Izin Penggunaan Darurat, Selasa (9/3/2021).

Penny menjelaskan bahwa dari hasil evaluasi keamanan, berdasarkan data hasil uji klinik yang disampaikan, pemberian vaksin AstraZeneca 2 dosis dengan interval 4-12 minggu pada total 23.745 subyek dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Kemudian, untuk evaluasi khasiat, pemberian vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia. 

Vaksin AstraZeneca telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA2158100143A1 dan ketika sampai di Indonesia langsung dikirim untuk disimpan di gudang PT Bio Farma di Bandung.

4. Efikasi melebihi standar WHO

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa efikasi vaksin Covid-19 produk AstraZeneca ini sebesar 62,1 persen.

Angka efikasi ini dinyatakan melebihi standar yang ditetapkan WHO, sehingga vaksin tersebut dijamin aspek keamanannya.

"Termasuk kepada masyarakat yang memiliki usia di atas 60 tahun ke atas," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (19/3/2021).

Proses evaluasi efikasi ini sudah dilakukan BPOM bersama-sama dengan Tim AHli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization), dan klinisi terkait lainnya.

5. Efek samping ringan dan sedang

Penny mengungkapkan bahwa efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya ringan dan sedang.

Berikut ini adalah efek samping yang paling sering dilaporkan: 

Pertama, reaksi lokal berupa nyeri pada saat ditekan, nyeri kemerahan, gatal, atau pembengkakan.

Kedua, reaksi sistemik ringan yakni kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, mual, demam, atau muntah.

6. Diisukan mengandung tripsin babi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa mengenai vaksin Astrazeneca. Hasilnya, vaksin tersebut dinyatakan mengandung tripsin babi.

Kendati dinyatakan mengandung tripsin babi MUI tetap mengeluarkan fatwa vaksin Astrazeneca boleh digunakan karena Indonesia sedang dalam kondisi darurat.

"Ketentuan hukumnya yang pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca ini hukumnya haram karena dalam tahapan produksi memanfaatkan tripsin yang berasal dari babi," kata Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam dalam konferensi persnya, Jumat (19/3/2021). 

"Walau demikian, yang kedua, penggunaan vaksin Covid-19 produk AstraZeneca pada saat ini hukumnya dibolehkan," kata dia.

Berkaitan dengan pernyataan MUI ini, melalui rilis resmi yang ditermia Kompas.com, Sabtu (20/3/2021), pihak AstraZeneca membantahnya.

Dalam pernyataan tersebut, pihak AstraZeneca menegaskan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.

"Kami menghargai pernyataan yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia. Penting untuk dicatat bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca merupakan vaksin vektor virus yang tidak mengandung produk berasal dari hewan, seperti yang telah dikonfirmasikan oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris," jelasnya.

"Semua tahapan proses produksinya, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya," tegas mereka. 

Diyakinkan pula oleh pihak AstraZeneca bahwa vaksin ini telah disetujui di lebih dari 70 negara di seluruh dunia dan termasuk oleh negara-negara muslim.

Diantaranya seperti Arab Saudi, UEA, Kuwait, Bahrain, Oman, Mesir, Aljazair dan Maroko dan banyak Dewan Islam di seluruh dunia telah telah menyatakan sikap bahwa vaksin ini diperbolehkan untuk digunakan oleh para Muslim.

7. Distribusi mulai pekan depan

Disampaikan oleh Nadia, ia menyambut baik rekomendasi BPOM dan MUI yang memperbolehkan penggunaan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca. 

Nadia mengatakan, pemerintah akan mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 AstraZeneca di seluruh wilayah Indonesia mulai Senin pekan depan. 

"Selaku pelaksana program Vaksinasi Nasional kami akan mulai melakukan distribusi vaksin AstraZeneca paling lambat Senin depan," ujarnya.

Nadia mengatakan, pihaknya saat ini menyiapkan pengemasan untuk pendistribusian sehingga program vaksinasi dapat segera dipercepat.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/20/183100323/7-fakta-astrazeneca-dari-diisukan-mengandung-tripsin-babi-hingga-efek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke