Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Recovery, Uji Klinis Perawatan Covid-19 Terbesar di Dunia Akan Dilaksanakan di Indonesia

KOMPAS.com- Belajar dari keberhasilan negara Inggris, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) akan segera turut andil dalam pelaksanaan uji klinis perawatan terbesar dunia untuk mengevaluasi pengobatan Covid-19 yaitu Recovery.

Apa itu Recovery?

Recovery merupakan singkatan dari The Randomised Evaluation of Covid-19 Therapy yang artinya Eji Acak Evaluasi Terapi Covid-19.

Recovery Trial adalah platform uji klinis streamlined untuk menguji keamanan dan efikasi klinis pengobatan (repurposed dan baru) untuk Covid-19.

Sebagai informasi, studi Recovery pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020 untuk mengevaluasi pengobatan mana yang paling efektif untuk melawan Covid-19.

Pelaksanaan studi Recovery di Indonesia merupakan bentuk kemitraan bersama Oxford University, dengan berbagai mitra penelitian dan rumah sakit di Indonesia.

Emerging Infectious Diseases dan Global Health di Nuffield Departement of Medicine, University of Oxford sekaligus Joint Chief Investigatir, Profesor Peter Horby menjelaskan bahwa studi Recovery ini telah melibatkan lebih dari 37.000 pasien dari 178 lokasi di United Kingdom (UK) dan Nepal.

Ia menuturkan bahwa dengan keterlibatan puluhan ribu pasien tersebut, studi Recovery telah memberikan rekomendasi yang akurat pada tempat perawatan pasien Covid-19.

"Dengan pencapaian ini, kami yakin melalui kemitraan internasional, dapat mempercepat evaluasi perawatan-perawatan baru untuk meningkatkan relevansi global dari hasil uji coba, membangun kapasitas dan mengurangi upaya yang sia-sia pada studi kecil yang tidak informatif," kata Peter dalam Konferensi Pers Penelitian Recovery, Jumat (19/2/2021).

Secara global, studi ini dilakukan oleh unit uji klinis Nuffield Department of Population Health dalam kemitraan dengan Nuffield Department of Medicine.

Pendanaan untuk studi RECOVERY disediakan oleh Wellcome, bekerja sama dengan UK Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO), atas nama COVID-19 Therapeutics Accelerator, untuk jangka waktu dua tahun, dan didukung oleh dana hibah dari UK Research and Innovation/National Institute for Health Research (NIHR).

Manfaat uji klinis Recovery

Dalam kesemapatan yang sama, Peneliti utama studi Recovery di Indonesia, Dr dr Erni Juwita Nelwan PhD SpPD-KPTI FACP FINASIM dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan bahwa Covid-19 merupakan masalah kesehatan global dengan belum ada obat (definitif) yang terbukti efektif mengobati penyakit ini.

Sehingga, dibutuhkan penelitian berkualitas dan berskala besar dengan obat yang sudah lama ada (re-purposed) maupun dalam menurunkan mortalitas (kematian) pasien Covid-19.

Ia menjelaskan, uji Recovery ini bersifat pragmatis dan adaptif karena tidak membebani rumah sakit dan merekrut pasien dalam jumlah yang besar.

"Studi Recovery yang dilaksanakan di Inggris sebelumnya telah membantu Indonesia untuk merencanakan sumber dayanya lebih efektif," kata Erni dalam 

Erni menambahkan, ada banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dengan memanfaatkan study Recovery ini, karena studi ini sendiri telah menghasilkan rekomendasi penting untuk penatalaksanaan Covid-19. Diantaranya seperti berikut.

1. Obat turunkan risiko kematian

Steroid dengan harga terjangkau seperti deksametason, pengobatan anti-inflamasi, tocilizumab, ternyata secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian.

Utamanya jika diberikan kepada pasien rawat inap dengan gejala Covid-19 berat.

2. Terapi dan obat tidak menurunkan risiko kematian

Selain evaluasi terhadap obat, studi Recovery ini juga menghasilkan rekomendasi obat dan terapi yang tidak menurunkan risiko kematian pasien Covid-19.

Seperti hidroksiklorokuin, lopinavir-ritonavir, azitromisin atau terapi plasma tidak menurunkan kematian.

Ditegaskan Erni, rekomendasi ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.

Kriteria subyek dan keluaran uji klinis

Kendati bermanfaat untuk merekomendasikan perawatan yang tepat bagi pasien terinfeksi Covid-19 untuk menurunkan risiko kematian, tetapi ada kriteria kelayakan dan juga keluaran yang diamati dari subjek atau pasien dalam studi ini.

1. Kriteria kelayakan subyek

  • Pasien rawat inap
  • Terkonfirmasi Covid-19
  • Tidak ada riwayat medis yang menurut dokter penanggung jawabnya akan memebrikan risiko jika pasien terlibat dalam penelitian

2. Keluaran yang diamati

  • Semua penyebab kematian pada hari ke-28 setelah randomisasi
  • Lama rawat inap; kebutuhan untuk ventilasi mekanis atau kematian
  • Kebutuhan dan durasi untuk ventilasi; terapi penggantian fungsi ginjal, kardiak aritmia

Untuk diketahui, di Indonesia sendiri studi Recovery ini direncanakan akan diberikan kepada 350 jumlah subjek dari setiap lokasi uji klinis.

Sementara, lokasi uji klinis Recovery di Indonesia akan dilakukan di RS Metropolitan Medical Centre-Jakarta, RSU Martha Fisika- Medan, RS Hasan Sadikin- Bandung.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/23/070000223/mengenal-recovery-uji-klinis-perawatan-covid-19-terbesar-di-dunia-akan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke