Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Insulin Pecahkan Misteri Penyakit Diabetes

KOMPAS.com - Penemuan insulin telah mendorong pengobatan bagi penderita diabetes. Suatu kondisi kesehatan yang kini banyak dialami oleh hampir seluruh penduduk dunia.

Dikutip dari History, (21/10/2020), pada awal tahun 1920-an peneliti mulai mencurigai bahwa diabetes disebabkan oleh kerusakan sistem pencernaan yang berhubungan dengan kelenjar pankreas, organ kecil yang terletak di dekat hati.

Saat itu, satu-satunya cara mengobati penyakit mematikan itu adalah melalui pola makan rendah karbohidrat dan gula serta tinggi lemak dan protein. Setelah mengikuti anjuran tersebut pasien yang mengidap diabetes bisa hidup satu tahun lebih lama.

Diabetes telah dikenal sebagai kondisi medis yang berbeda selama lebih dari 3.000 tahun, tetapi penyebab pastinya masih menjadi misteri hingga abad ke-20.

Penemuan insulin yang menjadi terobosan dalam pengobatan diabetes, pada akhirnya dilakukan secara masif setelah abad 20.

Hormon insulin ada dalam setiap tubuh manusia, hormon ini yang berguna untuk mengatur kadar gula darah (glukosa) di dalam darah dan sel beta yang ada di Langerhans pancreas.

Insulin pertama kalinya diidentifikasi oleh ilmuwan Kanada, Frederick G. Banting dan Charles H. Best dan oleh ahli fisiologi Rumania Nicolas C. Paulescu, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.

Banting dan Best, pada tahun 1921, pertama kali melaporkan insulin terdapat dalam ekstrak pankreas. Insulin disekresikan saat glukosa darah turun, sekresi insulin akan terhenti, dan hati akan melepaskan glukosa ke dalam darah.

Mereka bekerja secara independent, pada awalnya zat tersebut disebut dengan “pancrein”. Setelah Banting dan Best mengisolasi insulin, mereka mulai bekerja untuk mendapatkan ekstrak yang dimurnikan.

Hal yang mereka capai dengan bantuan ahli fisiologi Skotlandia J.J.R. Macleod dan ahli kimia Kanada James B. Collip. Banting dan Macleod.

Para ilmuwan ini selanjutnya saling berbagi Penghargaan Nobel 1923 untuk Fisiologi atau Kedokteran atas penemuan tersebut.

Lantas, apa itu insulin?

Insulin adalah protein yang terdiri dari dua rantai, yaitu rantai A (dengan 21 asam amino) dan rantai B (dengan 30 asam amino), yang dihubungkan bersama oleh atom belerang.

Hormon ini berasal dari molekul prohormon 74 asam amino yang disebut proinsulin. Namun, proinsulin relatif tidak aktif, dan dalam kondisi normal hanya sejumlah kecil yang dikeluarkan.

Normalnya, pankreas pada orang dewasa mengandung sekitar 200 unit insulin, dan rata-rata sekresi insulin harian ke dalam sirkulasi pada orang sehat berkisar antara 30 hingga 50 unit.

Ada faktor yang merangsang sekresi insulin, tapi yang paling penting adalah konsentrasi glukosa dalam darah arteri yang mengalir.

Ketika konsentrasi glukosa darah meningkat, sejumlah besar glukosa diambil dan di metabolisme oleh sel beta, dan sekresi sehingga insulin meningkat. Lalu hal ini akan terjadi sebaliknya jika konsentrasi glukosa turun maka, sekresiinsulin pun akan menurun.

Sekresi insulin juga dapat dirangsang oleh asam amino tertentu seperti asam lemak, asam keto (produk oksidasi asam lemak), dan beberapa hormon yang disekresikan oleh saluran pencernaan.

Sekresi insulin dihambat oleh somatostatin dan oleh aktivasi sistem saraf simpatis yaitu merupakan cabang dari sistem saraf otonom yang bertanggung jawab untuk respon melawan.

Produksi insulin yang tidak memadai bertanggung jawab atas kondisi yang disebut diabetes mellitus. Penderita diabetes berat membutuhkan suntikan insulin secara berkala.

Suntikan insulin pertama menggunakan ekstrak hormon dari babi, domba, dan sapi, tetapi pada awal 1980-an beberapa jenis bakteri telah dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan insulin manusia.

Saat ini pengobatan diabetes melitus terutama bergantung pada bentuk insulin manusia yang dibuat dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/21/200200123/insulin-pecahkan-misteri-penyakit-diabetes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke